TikTok, aplikasi berbagi video dan live ini baru-baru ini mengumumkan telah menghapus konten ” ngemis (mengemis) online” atas perintah Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo).
“Kami telah menerima permintaan dari Kominfo untuk melakukan pencabutan dan kami telah mengambil tindakan yang tepat,” kata perwakilan TikTok, seperti dikutip Kompas.
Baru-baru ini, platform tersebut menjadi sorotan setelah sebuah video menjadi viral dari rekaman live streaming seorang lansia yang mandi lumpur untuk mengumpulkan hadiah dari orang banyak dengan imbalan uang, yang dikenal sebagai ” ngemis online”.
Menurut Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, isu penghapusan ” ngemis online” itu berdasarkan surat yang dikeluarkan Menteri Sosial (Kemensos), Tri Rismaharini. Menurut surat yang dikeluarkan Kemensos, isi tayangan lansia mandi lumpur dianggap mengeksploitasi lansia.
Kompas melaporkan bahwa Sari, seorang “pengemis online”, mengatakan dalam satu sesi penyiaran bahwa dia menghasilkan setidaknya Rp 9 juta ($600). Sari menggigil selama dua jam mandi lumpur sebagai persiapan untuk satu sesi streaming. Sebelumnya, Sari melakukan siaran dari saluran bernama Sultan Intan.
Pemilik akun, Sultan Akhyar, telah meminta maaf atas perbuatannya, seperti dilansir Okezone.
“Saya minta maaf atas semua yang saya lakukan terkait video viral [mandi lumpur] itu,” kata pria asli Nusa Tenggara Barat berusia 30 tahun itu seperti dikutip Okezone. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa pembuat konten lain harus menahan diri untuk tidak mengikuti jejaknya.
Lebih lanjut Usman menambahkan, jika ada platform yang menampilkan konten seperti ” ngemis online”, Kominfo akan mengambil tindakan yang sama.
TikTok juga mendorong pengguna untuk melaporkan video yang melanggar standar komunitas platform.
“Kami terus berupaya agar TikTok menjadi tempat yang aman dan ramah bagi semua orang melalui aturan, prosedur, edukasi, dan penegakan Pedoman Komunitas TikTok,” kata perwakilan TikTok Indonesia, seperti dikutip Kompas .
Perwakilan tersebut menambahkan bahwa “tim keamanan memantau komentar dari anggota komunitas secara proaktif dan akan mengambil langkah yang tepat terhadap konten yang dilaporkan.”