Konon, asam lambung dan GERD merupakan penyakit yang banyak diderita oleh manusia modern. Penyebabnya apalagi kalau bukan pola makan dan gaya hidup yang buruk.
Selain obat penurun asam lambung yang dijual bebas di apotek, ada juga pengobatan alternatif yang dipercaya masyarakat bisa mengatasi sakit tukak lambung. Salah satunya ada yang menyebut bahwa kerupuk kulit, atau disebut juga kerupuk rambak, adalah obat alami untuk penyakit tersebut.
Anggapan ini muncul karena sifat lengket kerupuk kulit dianggap bisa menghalangi asam klorida atau HCl dalam tubuh mengenai dinding pada lambung yang terluka. Seperti apa faktanya?
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, hingga saat ini belum ada studi ilmiah atau kajian ilmiah yang dapat membuktikan bahwa kerupuk kulit bisa mengatasi penyakit maag.
“Belum ada studi ilmiahnya, ya. Tidak ada kajian ilmiah (yang membuktikan kerupuk kulit bisa mengatasi maag),” ujar dr. Nadia kepada CNBC Indonesia, Senin (6/1/2023).
Bila melihat proses pembuatannya yang direndam minyak dan digoreng dalam waktu yang cukup lama, kerupuk kulit memiliki kandungan minyak yang cukup tinggi. Selain itu, kulit yang digunakan sebagai bahan dasar kerupuk juga mengandung kadar lemak yang tinggi. Alih-alih menyembuhkan, kandungan minyak dan lemak yang terdapat pada kerupuk kulit justru bisa memperparah kondisi yang ditimbulkan akibat maag.
Dilansir dari Healthline, makanan yang tinggi lemak dapat memperburuk peradangan pada lapisan lambung yang terjadi saat maag kambuh. Sebab, makanan yang mengandung lemak tinggi membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna. Semakin lama suatu makanan berada di dalam lambung, semakin banyak pula asam lambung yang dihasilkan untuk membantu mencerna makanan tersebut.
Semakin banyak asam yang diproduksi, asam lambung dapat naik hingga memicu terjadinya gastroesophageal reflux disease atau GERD. Dilansir dari Mayo Clinic, GERD adalah kondisi saat asam lambung berulang kali mengalir kembali ke kerongkongan yang menghubungkan mulut dan lambung.
Bila GERD terjadi, penderitanya dapat merasakan heartburn atau rasa terbakar di dada yang dapat menjalar ke leher dan tenggorokan. Selain itu, gejala lain yang bisa dirasakan, seperti mual, nyeri dada, kesulitan menelan, batuk kronis, suara serak, hingga bau mulut.
Terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko maag atau GERD, yakni perbaiki pola makan, hindari mengonsumsi alkohol, kelola stres dengan baik, hentikan kebiasaan merokok, hingga makan dengan porsi yang kecil.
Sumber : CNBC Indonesia