Ada ungkapan bahwa uang bisa membeli kebahagiaan. Ibarat lagu Ariana Grande, 7 Rings, dalam penggalan baris lagunya “Happiness is the same price as red bottoms” yang mengekspresikan kebahagiaan bisa dipenuhi dari membeli barang-barang mewah dengan harga yang sebanding untuk mendapatkannya.
Tapi apakah benar makin banyak harta makin bahagia?
Penelitian yang dilakukan oleh Matthew Killingsworth, seorang senior psychology fellow di The Wharton School of the University of Pennsylvania, menemukan bahwa pendapatan tinggi dapat meningkatkan tingkat kebahagiaan seseorang.
Penelitian awal Killingsworth pada tahun 2010 menyebutkan bahwa orang cenderung merasa lebih bahagia seiring dengan semakin banyaknya uang yang mereka hasilkan. Namun, kebahagiaan ini berhenti ketika kekayaan mereka menyentuh titik sekitar US$75.000 atau sekitar Rp1,14 miliar (asumsi kurs Rp15.207/US$) per tahun.
Meski demikian, dalam penelitian terbarunya pada 2021, Killingsworth menemukan bahwa orang-orang dengan gaji tinggi sering melaporkan tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih tinggi. Kebahagiaan seseorang meningkat seiring dengan jumlah uang yang mereka hasilkan, bahkan melebihi $75.000.
Killingsworth menyatakan bahwa korelasi antara uang dan kebahagiaan tidak pernah mencapai puncaknya, namun terus meningkat secara proporsional. Hal ini berarti bahwa kenaikan gaji sebesar 10% memiliki efek yang sama bagi semua orang, meskipun tidak berarti bahwa US$1 sama berharganya bagi seorang Elon Musk dan seseorang yang gajinya UMR.
Penelitian Killingsworth dilakukan dengan mengumpulkan data dari lebih dari 33.000 partisipan yang diminta untuk menilai tingkat kebahagiaan mereka berdasarkan dua faktor: evaluative wellbeing dan experienced wellbeing, yaitu bagaimana seseorang merasa hidupnya berjalan dan bagaimana perasaannya pada setiap momen.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, dia menyimpulkan bahwa semakin tinggi pendapatan, semakin besar pula kebahagiaan yang dirasakan seseorang, dan kondisi ini tidak hanya terbatas pada range tertentu pada angka US$75.000 per tahun, seperti yang telah diyakini sebelumnya.
Apakah Kunci Utama Kebahagiaan adalah Harta?
Namun, bukan berarti uang adalah kunci utama kebahagiaan. Penelitian lain menunjukkan bahwa hubungan sosial dan koneksi merupakan faktor terpenting dalam kebahagiaan seseorang. Selain itu, pekerjaan yang memberikan makna dan tujuan juga dapat meningkatkan kebahagiaan, terlepas dari seberapa banyak uang yang mereka hasilkan.
Dalam pandemi Covid-19 misalnya, pendapatan mungkin memiliki peran yang lebih penting dalam kebahagiaan seseorang. Jika seseorang memiliki tabungan yang cukup, mereka dapat lebih mudah menghadapi masa pengangguran.
Namun, tidak semua orang menganggap uang sebagai ukuran keberhasilan dalam hidup. Penelitian lain menunjukkan bahwa orang yang menghubungkan uang dan kesuksesan cenderung kurang bahagia dibandingkan mereka yang memiliki pandangan berbeda.
Jadi, meskipun pendapatan dapat memengaruhi kebahagiaan seseorang, hal itu bukan satu-satunya faktor yang menentukan kebahagiaan seseorang. Ada banyak hal lain yang berkontribusi dalam meningkatkan kebahagiaan, seperti hubungan sosial dan passion dalam pekerjaan.
Sumber : CNBC Indonesia