Parlemen China menuduh Amerika Serikat (AS) menginjak-injak kedaulatan negara-negara lain, usai negara itu mengesahkan keputusan untuk mengutuk dugaan intrusi balon mata-mata Beijing ke wilayah udaranya.
Komite Urusan Luar Negeri Kongres Rakyat Nasional mengulangi desakannya bahwa balon tersebut merupakan pesawat penelitian cuaca sipil tak berawak. Namun, klaim tersebut ditolak AS, dengan mengutip rute penerbangan dan muatan peralatan pengawasan yang dibawa balon tersebut.
“Faktanya, AS yang dengan ceroboh mencampuri urusan dalam negeri negara lain, melanggar kedaulatan mereka, dan melakukan pengawasan terhadap negara lain,” kata Komite pada Kamis (16/2), dikutip dari Associated Press.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS mengesahkan resolusi untuk mengutuk China atas pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatannya, dan upaya untuk menipu masyarakat internasional melalui klaim palsu tentang kampanye pengumpulan intelijen.
Pejabat negara itu mengatakan, armada balon tersebut merupakan metode pengumpulan intelijen yang dilakukan Beijing, dengan pengoperasian yang relatif murah dan sulit dideteksi.
Komite Hubungan Luar Negeri China menilai resolusi tersebut dengan sengaja membesar-besarkan ancaman yang ditimbulkan negaranya. Pihaknya mengatakan, hal tersebut murni kejahatan dan manipulasi politik.
Komite juga menuduh beberapa politisi Kongres negara rivalnya telah mengobarkan api, dan menunjukkan rancangan jahatnya untuk menentang dan menahan negaranya.
Selain itu, berbagai departemen pemerintahan lainnya juga telah menyuarakan protesnya setiap hari terhadap penanganan konflik oleh Washington, yang dinilai bereaksi berlebihan dan melanggar semangat hukum internasional.
Laporan terbaru Kementerian Luar Negeri China, pada Rabu (15/2), menyebut balon milik AS juga terpantau terbang di atas wilayah Xinjiang dan Tibet.
Juru bicara Kementerian, Wang Wenbin, mengatakan bahwa Washington telah mengeskalasi situasi, dan menggunakannya sebagai dalih untuk memberikan sanksi ilegal kepada perusahaan dan institusi negaranya.
Wang juga dengan tegas menentang hal tersebut, dan mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan balasan terhadap entitas AS yang terkait, karena diklaim merusak kedaulatan dan keamanan negaranya.