Gajah umur 67 tahun mati karena menderita sakit gigi yang menyebabkan penurunan nafsu makan hingga diduga mengalami kerusakan organ. Gajah betina asal Sumatera di Semarang Zoo bernama Sekar mati pada Sabtu (17/2).
“Gejala klinisnya sakit gigi hingga membuat nafsu makan, minum turun menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi membuat fungsi ginjal terganggu, karena air minum yang keluar terlalu banyak dibanding yang masuk. Jadi air seni masuk aliran darah lagi dan mengganggu sistem peredaran darah gajah. Menyebabkan kegagalan fungsi ginjal dan jantung,” kata Dokter Hewan Semarang Zoo, Hendrik, Senin (20/2).
Dia menyebut kondisi Sekar kian memburuk. Akhirnya tim medis berkoordinasi dengan petugas BKSDA Jateng melakukan pengambilan sampel berupa organ gajah tersebut.
“Kita ambil sampel organ jantung, paru-paru, hati, usus, limpa, ginjal dan sampel darah. Hasil visum lebih lengkap menunggu pengujian sampel yang telah dikirim ke laboratorium Balai Besar Venteriner Wates Yogyakarta,” ungkapnya.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah, Darmanto mengatakan memang benar ada gajah yang mati di Semarang Zoo bernama Sekar. Awalnya, Sekar mengalami sakit gigi pada 26 Januari 2023. Selama dilakukan tindakan medis, Sekar dirawat di tempat ruangan terpisah.
“Jadi kami tempatkan di ruangan terpisah untuk mengurangi aktivitas harian dan memantau kesehatannya,” kata Darmanto.
Meski telah ditangani tim medis hingga kesehatannya membaik pada awal Februari. Namun karena kondisi cuaca yang buruk atau dingin disertai hujan lebat membuat kesehatan Sekar kembali menurun pada 10 Februari dengan gejala klinis sama dengan sebelumnya nafsu makan minum menurun, serta kondisi perut sebelah kiri bagian atas terlihat membesar.
“Tim medis kembali melakukan penanganan dengan memberikan obat dan sejumlah vitamin, namun hal tersebut tak membuat kondisi sekar membaik hingga Sekar jatuh dan kejang-kejang dilakukan emergency akhirnya gajah tersebut mati pada Jumat, 17 Februari,” tandas Darmanto.
Sementara itu, Direktur Utama Bonbin Mangkang Semarang, Choirul Awaludin menyatakan Sekar sudah dikubur di lingkungan Semarang Zoo. Kondisi terakhir berat badan gajah saat sakit masih normal.
“Jasadnya sudah dikubur di lingkungan bonbin. Serta berat terakhirnya saat sakit, masih normal, sekitar 1.9 ton. Di mana rata-rata, pada umumnya gajah antara 2 sampai 2.5 ton,” kata Choirul Awaludin.
Dia menjelaskan biasanya usia gajah rata-rata mencapai 70 tahun. Sedangkan Sekar, tutup usia di umur 67 tahun karena mengalami sakit gigi dan berujung pada penurunan nafsu makan.
“Sekar sudah tua, usianya 67 tahun,” ungkapnya.
Dengan matinya gajah tersebut, saat ini koleksi gajah di Semarang Zoo tinggal satu ekor bernama guntur dengan jenis kelamin jantan.
“Sekarang tinggal satu ekor jantan. Yang satu pasangan Sekar itu janda lebih tua dari Guntur,” jelasnya.
Sedangkan untuk mendatangkan gajah yang baru, pihaknya akan menggunakan prosedur melalui izin dari BKSDA Jateng. (sumber-Merdeka.com)