News24xx.com – Dua puluh enam pekerja migran Bali yang dievakuasi dari Ukraina menyusul invasi Rusia ke negara itu mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Ngurah Rai kemarin.
Mereka terbang ke Bali dari Jakarta dengan AirAsia Flight QZ-7518 setelah menjalani karantina setibanya di bandara ibu kota pada 3 Maret lalu. Sebelum bertolak ke Bali, mereka disambut Kepala Badan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Benny Rhamdani di kantor Biro kantor di Jakarta.
Semua pekerja migran adalah perempuan yang trauma dengan perang yang sedang berlangsung.
Ni Ketut Muliasih, asal Bangli, mengaku pernah bekerja sebagai terapis spa di sebuah kota di Ukraina selama tujuh bulan sebelum kantornya dibom Rusia.
Seperti banyak pekerja migran lainnya, Muliasih adalah pencari nafkah keluarga dengan bekerja di luar negeri. Dipaksa meninggalkan negara itu berarti pendapatan keluarga berkurang.
Suami Muliasih, Wayan Amin, mengatakan mereka bersiap menghadapi kemungkinan kemunduran keuangan tetapi menambahkan bahwa dia lebih senang dengan kenyataan bahwa istrinya kembali ke rumah untuk dia dan anak-anak mereka.
“Bagi saya, istri saya berada di rumah dan melihat anak-anak adalah harapan saya sejak awal,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia berdoa setiap hari sejak berita tentang invasi Rusia ke Ukraina pecah.
Ni Wayan Sukerayani, berasal dari Kabupaten Payangan di Gianyar, Bali utara, dan bekerja di Kyiv, mengatakan bahwa dia dipaksa bersembunyi di bawah bunker bersama orang lain (kebanyakan warga negara Indonesia di kota) pada 24 Februari.
“Sekitar jam 3 pagi [waktu setempat], kami dibangunkan oleh sirene [pertahanan sipil]. Kami mencari perlindungan di bunker. Terkadang kami tidur kurang dari dua jam sejak 24 Februari,” katanya , seraya menambahkan bahwa dia sering mendengar serangan roket dan ledakan dari luar.
Pejabat Kedutaan Besar Indonesia di Kyiv datang untuk menyelamatkan mereka pada 27 Februari, katanya. Para pengungsi Indonesia dilaporkan terbang pulang ke Indonesia melalui Rumania.
Setelah bekerja selama lima bulan di Ukraina (kontrak kerjanya sebenarnya selama satu setengah tahun), Sukerayani menyatakan kesediaannya untuk kembali ke Ukraina di masa depan.
“Bos saya baik dan pembayarannya bagus,” katanya.
Sementara itu, Dewi yang berasal dari Singaraja mengaku kembali ke Indonesia akan menimbulkan pukulan finansial bagi keluarganya. Namun, dia bersyukur bisa kembali ke tanah airnya.
“Tentu saja, saya sangat takut. Dan, ya, itu kerugian besar tetapi lebih penting untuk menyelamatkan diri kita sendiri, ”katanya.