News24xx.com – Penampilan memikat calon pembeli mobil di Jakarta. Klaim wanita tentang ditipu oleh penjual yang tidak begitu sah telah menjadi kisah peringatan lain di Indonesia.
Yunita Sari menulis di media sosial untuk berbagi cerita tentang bagaimana dia kehilangan jutaan rupiah untuk seorang penjual mobil yang licik.
Menurut Yunita, ia pergi ke dealer resmi Honda di Jakarta Selatan untuk membeli Brio.
Di sana, ia didatangi seorang pria berpenampilan keren dengan seragam salesman Honda lengkap dengan KTP dan kartu nama.
Pria itu meminta Yunita untuk mentransfer biaya pemesanan, sebesar Rp 47 juta (USD 3.266), ke rekening bank pribadi seseorang yang dia katakan sebagai atasannya.
Dia mengatakan kepadanya bahwa proses pemesanan mobil akan diperpanjang jika dia mentransfer uang ke dealer.
“Dengan bukti pembayaran yang saya terima, saya mendapat kesan bahwa transfer uang ke rekening pribadi salesman adalah mungkin,” katanya.
Pada hari-hari berikutnya, dia mentransfer apa yang dia pikir sebagai biaya terutang untuk mobil, Rp134 juta (USD 9.312), ke dealer.
Namun, dia tidak pernah mendapatkan mobil yang dia pesan, dan penjualnya sudah gila.
Yunita kemudian meminta penjelasan dari diler Honda yang berterus terang bahwa salesman tersebut bukan karyawan, melainkan baru menjalani pelatihan selama dua minggu. Dia juga diduga mencetak ID dan kartu namanya sendiri.
“Dalam kasus saya, saya menyadari sepenuhnya bahwa saya kehilangan Rp47 juta karena kebodohan saya sendiri dalam mentransfer uang ke rekening bank pribadi. Tapi semua itu saya lakukan di tempat dealer resmi, dengan salesman resmi yang memakai seragam Honda,” kata Yunita.
Dengan keterlibatan polisi dalam kasus ini, Honda mengembalikan Yunita Rp134 juta, bukan Rp47 juta, karena dianggap hilang akibat kelalaiannya.
Honda Prospect Motor (HPM), anak perusahaan produsen mobil Jepang di Indonesia, mengeluarkan pernyataan publik yang mengingatkan pembeli untuk hanya melakukan transaksi melalui jalur resmi.
Dealer mengatakan itu membantu pihak berwenang mengejar penjual, tetapi segera mengetahui bahwa dia telah memberi mereka alamat palsu untuk catatan mereka.
Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) mengatakan MO untuk penipuan dealer mobil ini sebenarnya memiliki preseden , setelah menerima setidaknya lima keluhan serupa di masa lalu. KKI meminta Honda untuk memberikan akuntabilitas yang lebih besar dalam kasus Yunita, terutama karena transaksinya terjadi di lokasi dealer.