Motif ASR alias Tukul, pelaku utama pembacokan pelajar yang menewaskan Arya Saputra tak berbeda dengan dua rekannya. Ia terhasut tantangan di media sosial yang akhirnya berujung pada korban acak dan salah sasaran.
Hal itu diungkapkan Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso. Ia menjelaskan, kejadian itu diawali dari tiga tersangka yang mendapatkan tantangan di Instagram.
“Salah satu tersangka, Bani, mendapatkan tantangan dari A melalui Instagram. Ia mengajak dua rekannya, Salman dan ASR, untuk mencari keberadaan A,” terang Bismo dalam press release di Mapolresta Bogor Kota, Jumat (12/5).
“Jadi, Bani ini memasang fotonya di daerah tempatnya aliansi dari si A. Nah, kemudian karena merasa tertantang atas fotonya berada di wilayah A, istilahnya begitu, menantanglah si A ini kepada si Bani,” sambungnya.
Mereka pun sepakat mencari penantang tersebut pada Jumat (10/3). Mereka berkeliling mencari A, namun tak ketemu.
“Akhirnya mereka (ketiga tersangka) memutuskan mencari aliansi sekolah yang merupakan bagian dari aliansi A itu,” imbuh Bismo.
Ketiga tersangka menandai sasarannya berdasarkan ciri-ciri seragam yang digunakan A. Senjata tajam yang dibawa tersangka langsung ditebaskan secara acak kepada pelajar yang ditemuinya dengan ciri sama.
Malangnya, korban Arya Saputra yang terkena tebasan itu saat hendak menyeberan bersama teman-temannya. Pelajar dari SMK Bina Warga 1 itu pun meregang nyawa.
“Korban dan tersangka ini tidak ada urusan secara pribadi. Tiba-tiba pelaku hanya mendasarkan pada warna seragam yang merupakan bagian dari aliansi yang dimusuhi oleh si pelaku, kemudian menyabetkan gobang,” papar Bismo.
Ia pun menyimpulkan, aksi kriminal jalanan itu didasari tantangan melalui Instagram. Namun, pelaku yang membawa sajam, ASR membacok korbannya secara acak.