Polisi menemukan bunker berisi narkoba di salah satu kampus ternama di Makassar. Temuan itu diungkap Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulsel saat mengekspos hasil pengungkapan tindak pidana narkotika kemarin.
”Untuk yang ini (temuan bungker narkoba di dalam kampus, red) kita belum ekspos ya, menunggu momen. Karena kita masih kejar jaringannya,” ujar Direktur Narkoba Polda Sulsel Kombespol Dodi Rahmawan.
Dodi menyatakan, bungker narkoba itu diduga terkait dengan jaringan yang dikendalikan penghuni salah satu lembaga pemasyarakatan (lapas) di Makassar. Hanya, dia belum mau menyebutkan lokasi pastinya. ”Jaringannya di lapas, tapi kita tidak sebut lapasnya di mana supaya tidak muncul dulu di media,” ujarnya.
Dodi mengatakan, kampus seyogianya menjadi tempat untuk meraih prestasi. Namun, yang didapati jajarannya justru sebaliknya. ”Kampus itu justru dijadikan sasaran marketing peredaran (narkoba). Ini masif dan miris karena ada bunker, ada buku rekapnya, dan bukti-bukti penyalurannya,” bebernya.
Dodi memastikan akan mengejar dan mengungkap jaringan yang mengendalikan peredaran narkoba di kampus. ”Saya berharap pihak kampus sama-sama merapatkan barisan, mengidentifikasi mahasiswa-mahasiswa atau komponen sivitas akademika yang terindikasi (terlibat narkoba, Red),” tegasnya.
Dengan begitu, kata dia, polisi bisa lebih maksimal menekan jaringan pengedar narkotika di kampus-kampus. Sebab, dia yakin ada aktor utama yang bermain.
Kampus mana yang dimaksud Dodi? Dia tetap enggan menyebutkan. Yang jelas, bungker tersebut diduga terkait dengan peredaran narkoba di beberapa kampus di Makassar. Dodi juga belum bersedia menyebutkan identitas pelaku.
Namun, informasi yang diperoleh FAJAR, bungker narkoba itu dikendalikan seorang alumnus yang menjadikan mahasiswa sebagai target konsumen. ”Sejauh ini, menurut pengakuan terakhir, sudah masuk 3 kg karena sudah beredar cukup lama,” ungkapnya.