Kominfo, pada hari ini, Rabu (5/7) melakukan penelusuran atas adanya dugaan kebocoran data pribadi 34.900.867 juta penduduk Indonesia yang dikaitkan dengan data paspor. Hal ini menyusul klaim hacker Bjorka yang mengaku telah berhasil membobol data Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementrian kominfo Semuel Abrijani Pangerapan menyatakan, hingga Rabu (5/7) malam pukul 20.00 WIB, tim masih bekerja dan sejauh ini belum dapat menyimpulkan telah terjadi kebocoran data pribadi dalam jumlah yang masif seperti yang diduga.
“Kesimpulan ini diambil setelah dilakukan beberapa tahap pemeriksaan secara hati-hati terhadap data yang beredar,” kata Semuel melalui keterangannya.
Dia melanjutkan, penelusuran dan penyelidikan masih akan terus dilakukan secara mendalam dan perkembangan hasil penyelidikan akan disampaikan kemudian. Kementrian kominfo mengklaim pihaknya juga melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait sesuai ketentuan yang berlaku yaitu Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta Direktorat Jenderal Imigrasi, Kemenkumham.
“Kementerian Kominfo akan terus melanjutkan penelusuran dan akan merilis hasil temuan setelah mendapatkan informasi yang lebih detail,” lanjut Semuel.
Kemenkominfo juga meminta agar seluruh penyedia platform digital dan pengelola data pribadi, makin meningkatkan keamanan data pribadi pengguna sesuai ketentuan perlindungan data pribadi yang berlaku serta memastikan keamanan sistem elektronik yang dioperasikan.
Seperti sudah diberitakan sebelumnya, hacker Bjorka dilaporkan menjual 34 juta data paspor orang Indonesia dengan harga murah di situs gelap alias dark web. Informasi terkait kebocoran data paspor ini pertama kali disampaikan oleh Pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto melalui akun Twitter pribadinya.
Data paspor yang bocor ini diunggah di blogbjork.ai. Alamat blog ini sendiri belum pernah diungkap oleh Bjorka yang beraksi di 2022, baik itu via Telegram, akun BreachForums, maupun Twitter-nya. Adapun harga yang dipatok untuk 34 juta data paspor ini adalah USD 10 ribu atau di kisaran Rp 150 juta.
Hacker Bjorka juga mengakui kalau dirinya memang memegang hampir 35 juta data dari paspor masyarakat Indonesia. “All Indonesian passports issued by Directorate General of Immigration of Indonesia,” tulis Bjorka di saluran Telegram.