NEWS24XX.COM – Untuk pertama kalinya, para ilmuwan telah menemukan mikroplastik dalam ASI, meningkatkan kekhawatiran atas potensi risiko kesehatan bagi bayi.
Mikroplastik, seperti namanya, adalah partikel plastik kecil yang berukuran kurang dari lima milimeter (0,2 inci) dalam diametre—lebih kecil dari mutiara standar yang digunakan dalam perhiasan.
Mereka menyebabkan polusi dengan memasuki ekosistem dari berbagai sumber seperti kosmetik, pakaian, kemasan makanan, dan proses industri.
Meskipun pertama kali ditemukan pada tahun 2004, mikroplastik telah meresap ke mana-mana—di lautan dalam; Salju Arktik dan es Antartika; dalam kerang, garam meja, air minum. Potongan-potongan kecil ini bisa memakan waktu puluhan tahun atau lebih untuk terdegradasi sepenuhnya.
Namun, penemuan partikel-partikel kecil ini dalam ASI telah dimulai para ilmuwan.
Menurut Guardian, mikroplastik ditemukan dalam sampel ASI yang diambil dari 34 ibu sehat, seminggu setelah melahirkan di Roma, Italia. Para ilmuwan mendeteksi mikroplastik pada 75 persen di antaranya.
Studi, yang diterbitkan dalam jurnal Polymers, menemukan mikroplastik yang terdiri dari polietilen, PVC dan polipropilen.
Plastik mengandung bahan kimia berbahaya, seperti ftalat, yang telah ditemukan dalam ASI sebelumnya.
Dalam studi mereka, para peneliti mencatat konsumsi makanan dan minuman para ibu dalam kemasan plastik dan makanan laut, serta penggunaan produk kebersihan pribadi yang mengandung plastik. Tetapi mereka tidak menemukan hubungan dengan keberadaan mikroplastik.
Ini menunjukkan keberadaan mikroplastik di mana-mana di lingkungan membuat paparan manusia tak terhindarkan, kata para peneliti.
“Jadi, bukti kehadiran mikroplastik dalam ASI meningkatkan kepedulian besar kami terhadap populasi bayi yang sangat rentan,” kata Dr Valentina Notarstefano, dari Università Politecnica delle Marche, di Ancona, Italia.
“Akan sangat penting untuk menilai cara-cara untuk mengurangi paparan kontaminan ini selama kehamilan dan menyusui,” katanya.
“Tetapi harus ditekankan bahwa keuntungan menyusui jauh lebih besar daripada kerugian yang disebabkan oleh adanya mikroplastik yang mencemari. Studi seperti kita tidak boleh mengurangi menyusui anak-anak, tetapi sebaliknya, meningkatkan kesadaran publik untuk menekan politisi untuk mempromosikan undang-undang yang mengurangi polusi.” ***