NEWS24XX.COM – Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri melakukan penangkapan terduga teroris di Boyolali, Jawa Tengah (Jateng).
Terduga teroris itu merupakan seorang warga Banyudono yang selama ini dikenal warga sebagai penjahit jas berinisial S.
Kabar penangkapan penjahit jas terduga teroris itu pun dibenarkan Kapolres Boyolali. Berikut sederet fakta terkait peristiwa penangkapan terduga teroris di Boyolali yang dirangkum detikcom, Kamis (3/8/2023):
1. Penangkapan Terduga Teroris di Boyolali
Dilansir detikJateng, Kapolres Boyolali AKBP Petrus Parningotan Silalahi menyampaikan, memang benar ada warga Boyolali yang ditangkap Densus 88 Antiteror. Hanya saja dia tidak merinci identitas warga tersebut.
“Ya, saya juga dengar infonya seperti itu. Ada (diduga) pelaku atau keterlibatan seseorang di wilayah hukum Boyolali,” kata Petrus dikonfirmasi detikcom melalui sambungan telepon, Rabu (2/8/2023).
Petrus mengungkapkan, warga yang ditangkap Densus 88 Antiteror itu berinisial S yang selama ini tinggal di Banyudono.
“Orang Banyudono,” imbuh dia.
2. Sosok S Dikenal Warga Sebagai Penjahit Jas
Ketua RT setempat, Desa Trayu, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Ngadino mengatakan bahwa sosok terduga teroris berinisial S (35) yang ditangkap Densus 88 Antiteror dikenal sebagai seorang penjahit jas. S merupakan warga Banyudono, Boyolali.
“Warga mriki memang wonten (warga di sini memang ada yang ditangkap Densus 88), tapi kejadian penangkapan itu wonten pundi kula mboten mangertos (di mana tempatnya saya tidak tahu).” kata Ngadino saat ditemui di rumahnya, dilansir detikJateng, Rabu (2/8/2023).
“Pekerjaannya yang saya ketahui penjahit jas,” sambungnya.
3. Dikenal Tertutup hingga Jarang Bersosialisasi
Ngadino menyebut warganya yang ditangkap Densus 88 Antiteror dikenal sebagai sosok yang tertutup. S juga jarang bersosialisasi dengan warga di kampungnya. Sehingga, Ngadino pun mengaku kurang begitu tahu dengan sosok S.
“Kalau tiap harinya di rumah, saya nggak tahu. Masalahnya itu (S) bermasyarakatnya kurang. Tertutup,” ungkapnya.
Bahkan, dia juga tidak ikut kegiatan lingkungan RT setempat. Pertemuan warga lingkungan juga tidak pernah ikut.
“Dulu pernah kita pancing dengan yang namanya (program) jambanisasi, biar dia dengan masyarakat sini bisa membaur, karena itu sebenarnya orang asli sini juga, tapi ternyata dengan diadakan itu dia juga semakin menjauh. Ya sudah,” tambahnya.
4. Densus 88 Amankan HP hingga Samurai
Usai penangkapan terduga teroris di Boyolali berinisial S itu, Densus 88 Antiteror Mabes Polri melakukan penggeledahan di rumah S. Penggeledahan ini turut disaksikan oleh tokoh masyarakat sekitar.
Dari penggeledahan tersebut, Densus mengamankan sejumlah barang di rumah S. Mulai dari HP hingga samurai pendek.
“Dari dalam (rumah S) itu yang saya ketahui, yang jelas itu ada HP, terus jaket plus senjata tajam berbentuk samurai pendek,” ungkap Ngadino. ***