Sejumlah gangster di Brazil dikabarkan ngamuk hingga membakar puluhan transportasi umum. Usut punya usut, ngamuknya sejumlah gangster di Brazil dipicu oleh pemimpinnya yang dibunuh oleh polisi. Alhasil, sekelompok gangster di Brazil menyerang transportasi umum dan membakar lebih dari 35 bus di Rio de Janeiro.
Matheus da Silva Rezenda (24) yang terbunuh saat operasi militer menyulut kemarahan kelompok gangster yang ternyata bukanlah sembarang gangster. Mereka bisa dikatakan sebagai mafia paramiliter yang memiliki kuasa selama bertahun-tahun.
Total kendaraan umum yang terbakar terdiri dari 36 bus, 4 truk dan sebuah kereta api pada Senin, (23/10). Ini merupakan kejadian pertama dalam sejarah.
Adanya gangster paramiliter ini juga mengambil andil dalam kejahatan di Brazil yang merenggut ribuan nyawa setiap tahunnya.
Gubernur Rio de Janeiro, Claudio Castro berjanji akan melakukan serangan balik atas kerugian yang disebabkan oleh para gangster.
Dia menyebut aksi yang dilakukan para gangster merupakan aksi teror dan akan melawannya.
Pada siaran pers darurat saat petugas keamanan dan pemadam kebakaran bergegas mengatasi serangan di wilayah barat Rio de Janeiro, gubernur menyebut, “Mereka dikenal sebagai penguasa perang’
Akibat peristiwa tersebut, kondisi kota menjadi tidak kondusif dan kegiatan diberhentikan. Terdapat setidaknya 45 sekolah tutup dan berdampak bagi ribuan siswa.
Banyak video tersebar yang memperlihatkan situasi darurat saat puluhan penumpang bus berlari sambil ketakutan keluar dari bus yang akan dibakar.
Kelompok ini dilaporkan menyerang sembilan wilayah berbeda, Cosmos, Campo Grande, Inhoaíba, Guaratiba, Madureira, Paciencia, Santa Cruz, Sepetiba dan Recreio dos Bandeirantes yang memiliki sekitar satu juta penduduk.
Pejabat pemerintah dan media mengaitkan kekerasan tersebut dengan milisi yang sangat ditakuti dari kelompok mafia yang memiliki hubungan politik dan telah menguasai sebagian besar wilayah Rio de Janeiro selama dua dekade.
Awalnya komunitas ini dibentuk oleh polisi dan penjaga penjara yang menjaga keamanan warga sekitar.
Namun sekarang komunitas tersebut sudah menjadi kelompok paramiliter yang menguasai wilayah seluas kurang lebih 200 km dengan 1.7 juta penduduk yang tinggal disana.
Gubernur Castro mengatakan sudah ada 12 penjahat yang ditangkap sehubungan dengan serangan pada hari senin dengan dakwaan ‘tindaka teroris’. Ia juga menyampaikan bahwa besok keadaan sudah akan kembali tenang dan tertib.
“Kejahatan tidak akan menang atas kebaikan” tegas Castro sebagai peringatan bagi kelompok kejahatan tersebut agar tidak menantang negara karena pemerintah akan memperjuangkan dan melawan kelompok tersebut.
Namun rupanya ada beberapa kritikus yang menyebutkan bahwa serangan itu terjadi karena ingin mengungkap kegagalan pemerintah dalam mengendalikan kejahatan terorganisir.
Rezende, pemimpin mereka yang terbunuh diketahui merupakan keponakan dari kriminal paling terkenal di Rio de Janeiro, Luis Antonio da Silva Braga, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Zihno.