Seorang mertua bernama Khoiri alias Satir (53), warga Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi tega membunuh menantunya, Fitria (23) yang tengah hamil 6 bulan.
Wanita yang memiliki nama lengkap Fitria Almuniroh Hafidloh Diana tersebut ditemukan telah bersimbah darah oleh sang suami, Sueb pada Selasa (31/10/2023) petang.
Saat diamankan oleh petugas kepolisian di Mapolsek Purwodadi dan ditanya apa motifnya membunuh Fitria, Khoiri mengaku marah karena lapar.
Sementara warga yang menyaksikan berspekulasi bahwa ada tindakan yang direncanakan karena pada saat ditemukan, korban dalam kondisi daster yang tersibak.
Dilansir dari Radar Bromo, kejadian tersebut terjadi saat menjelang maghrib ketika Sueb baru saja pulang bekerja dan mendapati rumahnya dalam keadaan terkunci.
Merasa cemas takut terjadi sesuatu pada istrinya yang tengah hamil 6 bulan, Sueb lalu berinisiatif mendobrak pintu. Ketika pintu akhirnya terbuka, betapa terkejutnya Sueb menemukan istrinya terkapar dengan tubuh bersimbah darah di dekat kasur.
Dia langsung keluar rumahnya dan meminta bantuan warga. Menurut keterangan warga, Sueb berkata “Bojoku dipateni (istriku dibunuh, red) bapak”. Sueb berkata demikian karena Khoiri berada di dekat tubuh Fitria yang sudah lemah.
Khoiri sempat berlari ke rumah tetangganya lalu bersembunyi di kamar karena cemas. Namun tak lama polisi datang dan meringkus Khoiri. Fitria sempat dilarikan ke Puskesmas setempat, namun nyawanya tak dapat diselamatkan saat dalam perjalanan menuju puskesmas.
Polisi masih mendalami kasus ini. Kapolsek Purwodadi AKP Pujiyanto mengatakan, pembunuhan terjadi di dalam kamar korban. Terduga pelaku menggunakan pisau dapur untuk menggorok leher Fitria.
“Setelah melakukan pembunuhan, pelaku tiba-tiba bersembunyi di dalam kamar rumah tetangganya dan dikunci dari dalam” ungkap Pujiyanto.
Khoiri bersembunyi di rumah Bari, salah satu tetangganya. Para warga tidak berani berani karena takut Khoiri masih memegang pisau.
Terlebih lagi di dalam rumah Bari, ada stang dan gir motor. Sueb mengaku, ayahnya kerap marah-marah setiap malam. Dia yang merasakan temperamen sang ayah akhir-akhir ini merasa tidak masuk akal jika kelaparan juga marah-marah kepada istrinya.
Pujianto menambahkan, “Keterangan Sueb, istrinya itu mengayomi kepada pelaku tak terduga. Selalu dibuatkan makanan, tidak akan pernah sampai kelaparan”.
Khoiri merupakan seorang duda. Istrinya telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Menurut keterangan warga, keluarga ini memang tertutup. Selain itu, Mapolsek Purwodadi juga mendalami dugaan perencanaan yang dilakukan Khoiri.
Pihaknya ingin memastikan informasi terkait yang disampaikan warga dalam pemeriksaan lebih lanjut.
“Yang terpenting kami amankan dulu. Supaya dia tenang sebelum dilakukan pemeriksaan” tutupnya.