Seorang pria asal Kabupaten Kampar, Riau bernama Asmara mengadakan sebuah sayembara. Sayembara tersebut menginformasikan apabila ada yang berhasil menemukan keponakannya yang masih balita bernama Sakiya Rafifa Islami pria tersebut akan memberikan imbalan terima kasih uang senilai Rp 20 juta.
Asmara warga Dusun III Pantai Pulau, Desa Terentang Kecamatan Tambang, Kampar ini mengaku kehilangan keponakannya yang akrab disapa Kiya itu sekitar satu minggu tepatnya Senin (9/8/2021).
Asmara mengumumkan sayembara melalui akun facebooknya “Udin Bos”, pada Sabtu (14/8). Unggahan itu mencantumkan foto Kiya dengan keterangan akan memberikan imbalan siapa saja yang berhasil menemukan.
“Saya atas nama Nazaruddin/ Udin boss dengan postingan ini menyampaikan bahwa bagi siapa saja yang bisa menemukan anak kami yang hilang di terantang dalam keadaan hidup atau mati saya atas nama pribadi akan memberikan imbalan sebesar 20 juta dengan uang pribadi saya dalam jangka 10 hari dimulai hari ini tanggal 14 Agustu 2021. Bagi yang bisa menemukan segera hubungi saya di no hp 085272898000,”tulis Udin Bos.
Selain mengelar Sayembara, Asmara mengaku sudah berencana meminta bantuan kepada ahli spiritual untuk melakukan pencarian selain setelah melaporkan pada Kepolisian Sektor Tambang.
Asmara menjelaskan, Kiya, sapaan akrab balita itu, hilang di halaman depan rumah saat bermain di dalam pengawasan sang ayah, Muhammad Islami. “Ntahlah, sekejap aja hilang,” katanya.
Asmara mengungkap, beberapa analisa keluarga dan warga menyimpulkan ketidakmungkinan Kiya hilang terseret arus sungai.
Rumah korban membelakangi sungai. Jarang sungai ke rumah korban sekitar 100 meter. Apalagi sungai sedang surut.
Kontur tepi sungai juga landai. Sehingga, tidak memungkinkan Kiya terperosok dan jatuh ke sungai.
Saat Kiya hilang, ibunya Riska Fadela sedang di dapur. Menurut Asmara, jika Kiya berjalan mengarah sungai, pasti akan terlihat ibunya.
Dugaan tentang kemungkinan Kiya diculik juga sulit diterima akal. Asmara kembali menjelaskan analisa keluarga dan warga.
Di depan rumah korban berhadap-hadapan dengan rumah tetangga. Di samping rumah korban juga ada warung. Saat Kiya hilang, di warung itu ada dua orang tamu.
“Orang itu juga masih sempat panggil-panggil. Kiya.. Kiya..,” kata Asmara menirukan sapaan kedua tamu warung.
Atas dasar analisa itulah, lanjut Asmara, keluarga dan warga meminta pencarian dihentikan di hari keempat sejak hilang Senin (9/8/2021) lalu.
Pada dasarnya, Asmara lebih memilih pencarian terus dilakukan. Sebab Sungai Kampar di wilayahnya dangkal. Ditambah di lokasi itu banyak aktivitas Galian C.
Tetapi analisa keluarga dan warga berkata lain. Menurut sepengetahuan warga, bayi lebih cepat mengapung setelah tenggelam.
Analisa dan permintaan pencarian dihentikan adalah hak keluarga. Asmara menyerahkan pilihan keputusan kepada keluarga.
Sementara itu Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, Adi Candra Lukita mengatakan, pencarian dihentikan atas permintaam keluarga dan tokoh setempat.
Candra menyebutkan, pencarian hingga hari keempat sudah mencakup radius jelajah mencapai 10 kilometer ke hulu dan 20 kilometer ke hilir. Menurut dia, ada warga yang mengaku melihat orang hanyut setelah Kiya hilang.
Mendengar pengakuan warga tersebut, tim gabungan yang melakukan pencarian menyisir jauh ke hilir. “Kita kejar ke hilir. Ternyata boneka besar. Memang pas sebesar bayi dua tahun,” ujar Candra.
“Pihak keluarga dan Ninik Mamak disaksikan Kepala Desa juga, meminta supaya pencarian dihentikan,” ungkap Candra kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (12/8/2021).
Pencarian resmi dihentikan di hari keempat pencarian sejak balita malang, Sakiya Rafifa Islami hilang pada Senin (10/8/2021) sekitar pukul 11.00 WIB. Ia menyatakan, tim siap diminta untuk melakukan pencarian kembali jika diperlukan.
Candra menjelaskan, keluarga memiliki pendapat lain untuk pencarian dihentikan. Keluarga tidak begitu yakin Sakiya hanyut terseret Sungai Kampar.
“Ayahnya bilang hilangnya di depan rumah. Kurang yakin main ke sungai,” kata Candra. Keluarga berkemungkinan menempuh upaya lain. Tetapi ia menyarankan untuk upaya tersebut ditanyakan kepada pihak keluarga.
Balita malang Sakiya Rafifa Islami menghilang sekitar pukul 11.00 WIB. Sejak pagi, Sakiya bermain bersama ayahnya di rumah. Lalu sekitar pukul 11.00 WIB, balita itu meminta bantuan sang ayah memasangkan sandal di kakinya.
Si ayah menuruti permintaan putrinya itu. Dengan sandal yang dipakaikan ayahnya, Sakiya pergi keluar rumah. Tak lama kemudian, balita itu menghilang.
Ayah yang panik mencari-cari Sakiya di luar rumah dekat Sungai Kampar itu. Tetapi tidak ditemukan. Tetangga juga ikut mencari.
Belakangan, masyarakat dari desa tetangga memberitahu telah melihat seorang anak kecil hanyut di sungai.
Berdasarkan informasi itu, mereka yang melakukan pencarian menyimpulkan Sakiya hilang tenggelam di sungai.