Melarikan diri dari penjara lebih dari 30 tahun lalu, seorang narapidana akhirnya menyerahkan diri ke polisi. Alasannya menyerahkan diri terbilang kocak, yakni diusir dari kontrakan dampak dari pandemi Covid-19.
Sebelumnya, pria ini diduga menggunakan pisau gergaji besi dan pemotong baut saat melancarkan aksinya.
Menurut pernyataan dari Kepolisian New South Wales (NSW), Rabu (15/09), pria itu melarikan diri dari sebuah pusat pemasyarakatan pada malam hari tanggal 31 Juli 1992,
“Pada saat itu, upaya untuk menemukan pria tersebut tidak berhasil,” isi pernyataan itu.
Berdasarkan hasil konfirmasi CNN, juru bicara polisi NSW menyebutkan, nama pria itu adalah Darko Desic.
Saat melarikan diri, Desic berusia 35 tahun. Lalu saat dia menyerahkan diri, usianya mencapai 64 tahun. Dia mendatangi Kantor Polisi Dee Why dan menyerahkan dirinya ke polisi pada Minggu (12/9).
Pria bernama Darko Desic itu hidup dalam pelarian selama 3 dekade terakhir atas kasus ganja. Saat kabur Desic sudah menjalani hukuman penjara 13 bulan dari total 42 bulan. Dia didakwa karena menanam ganja di Grafton Correctional Centre, New South Wales.
Desic kini telah ditangkap dan didakwa melarikan diri dari penahanan yang sah secara hukum.
Desic termasuk buronan yang licin, berkali-kali petugas memburunya namun tidak pernah ditemukan.
Polisi mengatakan jaminannya secara resmi ditolak dan dia akan muncul di pengadilan lagi pada Selasa (28/9) mendatang.
Dikutip CNN, sejauh ini, perwakilan hokum Desic belum dapat dimintai komentar.
Afiliasi CNN 9News melaporkan Desic telah melarikan diri dari tahanan polisi pada tahun 1992 karena dia tidak ingin dideportasi ke Yugoslavia, yang sedang terlibat dalam perang saudara pada saat itu.
Menurut laporan 9News, sejak melarikan diri, dia bekerja sebagai tukang yang melakukan pekerjaan sambilan dan menggunakan nama ‘Dougie’.
Baru-baru ini Desic terlihat tidur di tempat yang tidak layak, di bukit pasir Avalon, Pantai Utara Sydney.
Penduduk lokal, Belle Higgins membuat halaman penggalangan dana untuk membantu Desic dan telah terkumpul sebanyak lebih dari 6.000 dolar Australia (Rp62 juta) dalam empat jam.