Kelompok radikal Taliban menutup kantor kementerian perempuan di Kabul dan mengubahnya menjadi markas polisi moral. Belum jelas apakah ini berarti tak ada kementerian perempuan di pemerintahan Taliban atau sekadar mengganti kantor.
Para pekerja pada Jumat (17/9) mengganti simbol-simbol di kementerian perempuan negara dengan kepolisian moral Taliban.
Sebuah tanda menunjukkan tulisan campuran bahasa Dari dengan Arab berisi “Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan”.
Para pegawai kementerian perempuan yang datang untuk bekerja diminta pulang. Beberapa pekan belakangan mereka juga datang untuk bekerja namun diminta kembali ke rumah.
“Saya satu-satunya pencari nafkah di keluarga. Jika kementerian ini tidak ada, apa yang harus dilakukan seorang perempuan Afghanistan,” kata seorang pegawai, dikutip dari Reuters.
Taliban kembali berkuasa di Afghanistan setelah 20 tahun. Sejumlah ahli meyakini perempuan Afghanistan kemungkinan akan menghadapi masa depan yang serba tidak pasti di bawah rezim Taliban.
Di masa kekuasaannya pada 1996 – 2001, Taliban di Afghanistan memberlakukan aturan ketat. Mulai dari hukum rajam, amputasi anggota tubuh dan hukuman di muka umum. Taliban meyakini kalau perempuan itu sebaiknya di rumah saja.