Divisi Propam Polri turut memeriksa Kepala Rutan (Karutan) Bareskrim terkait kasus penganiayaan Irjen Pol Napoleon Bonaparte terhadap Muhammad Kece.
Kepala Div Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo menyebutkan, total ada tujuh anggota Polri yang diperiksa hari ini, di antaranya kepala rutan dan petugas penjaga tahanan Rutan Bareskrim Polri.
“Hari ini Divisi Propam Polri telah menyelesaikan pemeriksaan terhadap anggota Polri dalam kasus penganiayaan Muhammad Kece,” kata Sambo dikutip dari WARTAKOTALIVE.COM.
Menurut Sambo, pemeriksaan terhadap kepala rutan dan enam petugas penjaga tahanan itu meliputi penyelidikan awal, penyidikan, dan penyusunan resume untuk gelar perkara.
Pemeriksaan bagi anggota Polri itu, kata Sambo, berdasarkan PP No 2/2003 pasal 4 (d) dan (f) yakni pelanggaran disiplin tidak melaksanakan disiplin, tidak melaksanakan SOP dalam melakukan jaga tahanan, pelanggaran terkait peraturan kedinasan.
Selain tujuh anggota tersebut, penyidik Propam Polri juga turut memeriksa satu orang tahanan berinisial H. Dia merupakan ‘ketua RT’ kamar tahanan yang diperintahkan oleh Napoleon untuk menukar gembok kamar Muhammad Kece.
“Divisi Propam Polri belum melakukan pemeriksaan terhadap Irjen NB (Napoleon) karena masih harus menunggu ijin dari Mahkamah Agung,” katanya.
Izin tersebut terkait dengan status Irjen Pol Napoelon Bonaparte sebagai tahanan perkara suap dan penghapusan “red notice” Djoko Tjandra yang sedang mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian Djajadi sebelumnya menyebut, satu dari tiga tahanan yang membantu Napoleon menyelinap masuk ke kamar Muhammad Kece yakni eks anggota organisasi terlarang Front Pembela Islam (FPI). Dia adalah eks Panglima Laskar FPI, Maman Suryadi.
Sementara dua tahanan lain merupakan tahanan dalam kasus pertanahan. Andi memastikan keduanya tak ada kaitannya dengan FPI.