Cukup meprihantinkan Sekolah negeri masih beratap daun lontar dan berdinding bebak. Ruang kelasnya berukuran 11×4 meter. Tidak ada listrik di ruang kelas. Sekolah tersebut terbakar dan diduga ada unsur kesengajaan.
Kebakaran terjadi di kompleks SMA Negeri 2 Nekamese, di Dusun I, Desa Taloitan, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, Rabu (22/9) malam. Warga menduga ada unsur kesengajaan dalam peristiwa itu. Kebakaran pertama kali diketahui Yakob Hetmina (37), Kepala Dusun I Desa Taloitan. Saat itu sekolah sedang sepi.
Kepala SMA Negeri 2 Nekamese Alexander Lasi diketahui sedang pulang ke rumahnya di Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat pada Rabu (22/9) petang. Dia biasanya tinggal di mes sekolah.
Sekitar pukul 19.30 Wita, Yakob Hetmina hendak melayat orang meninggal di dusun tetangga. Saat keluar rumah, ia melihat kobaran api menyala cukup tinggi di atap ruangan kelas.
Yakob langsung memberitahukan kejadian itu kepada Marselina Nesib (42), Mereka langsung memukul tiang listrik.
Warga setempat langsung keluar dan menuju ke sekolah. Mereka berupaya memadamkan api menggunakan air dari bak fiber milik sekolah. Api akhirnya bisa dipadamkan beberapa menit kemudian.
Kepala SMA Negeri 2 Nekamese Alexander Lasi melaporkan kejadian tersebut kepada Kapolsek Kupang Barat Iptu Sadikin. Petugas kepolisian langsung turun ke lokasi kebakaran.
Setelah api padam, polisi melakukan olah tempat kejadian perkara. Mereka menemukan kumpulan batang padi yang sudah kering terselip di atap kelas.
“Kemungkinan ada orang yang sengaja menyimpan batang padi kering ini sebagai pengumpan api, untuk dilakukan pembakaran, karena di dalam kumpulan batang padi yang sudah kering tersebut sebagian sudah terbakar,” ujar Sadikin, Kamis (23/9).
Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini. Namun SMA Negeri 2 Nekamese mengalami kerugian jutaan rupiah. Polisi sudah menginterogasi para saksi terkait kejadian itu. “Kami sudah melakukan olah TKP dan mengamankan lokasi kejadian,” jelas Sadikin.
Polisi terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab terjadinya kebakaran. Korsleting tidak mungkin terjadi, karena tidak ada aliran listrik di dalam kelas.
Sejumlah pihak mencurigai adanya unsur kesengajaan dalam peristiwa ini. Namun polisi masih menyelidikinya.
Sementara itu, Sadikin meminta Bhabinkamtibmas mengimbau warga agar meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi di Desa Taloitan sudah pernah terjadi kasus pembakaran dan pengrusakan karena permasalahan sengketa lahan.
Diperoleh pula informasi kalau lokasi sekolah seluas satu hektare yang saat ini sudah dibangun gedung sekolah SMA Negeri 2 Nekamese pernah digugat warga yang mengaku sebagai pemilik lahan. (sumber-Merdeka.com)