Yahya Waloni, tersangka kasus dugaan penistaan agama meminta maaf atas video ceramahnya yang menyinggung suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
Menanggapi hal tersebut, Persekutian Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menghargai permintaan maaf dari Yahya Waloni. PGI meminta kasus itu menjadi pelajaran bagi Yahya Waloni dan semua pemuka agama.
“Ya, jika memang seperti itu, kita maafkan. Dan semoga hal itu menjadi pelajaran buat Yahya Waloni sendiri dan kita semua untuk tidak melakukan hal yang menjelekkan agama atau kepercayaan lainnya,” kata Humas PGI, Philip Situmorang, dikutip dari detikNews.
Philips mengingatkan kalau Indonesia merupakan bangsa yang plural. Dia berharap semua masyarakat dan tokoh agama untuk saling toleransi dan tidak menyakiti agama satu dengan lainnya.
“Sebagai tokoh agama apapun hendaknya menyampaikan hal-hal yang sesuai dan tidak menyinggung atau menyakiti kepercayaan orang lain,” ujarnya.
“Bangsa ini adalah bangsa plural, yang berbeda-beda namun kita punya kekuatan yang besar jika yang berbeda-beda itu bisa secara bersama-sama untuk kemajuan bangsa,” lanjut Philips.
Sebelumnya, Yahya Waloni, meminta maaf kepada kaum Nasrani. Yahya Waloni mengaku menyesal karena merasa apa yang dilakukannya melanggar etika dalam berdakwah.
Awalnya Yahya Waloni menyampaikan mencabut surat kuasanya kepada pengacaranya dan mencabut gugatan praperadilannya. Kemudian Yahya Waloni memberikan pernyataannya dalam sidang praperadilan yang digelar di PN Jaksel, Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan, Senin (27/9).
Kemudian Yahya mengaku, sebagai manusia yang dididik di suatu lingkungan yang beretika dan bermoral baik, ia menyampaikan ingin meminta maaf dan siap menerima konsekuensi dakwah yang telah melampaui batasan etika. Ia mengaku menyesal telah menyampaikan pernyataannya dalam video yang telah viral itu.
Yahya Waloni kemudian meminta maaf kepada kaum Nasrani. Ia berharap dapat menjadi pendakwah yang memberi teladan.