Bocah berusia 14 tahun diperkosa sebanyak 17 kali dan harus menjalani perawatan karena ada luka di organ vitalnya. Pelakunya adalah kekasih ibunya.
PR (36) warga Dlingo, Kabupaten Bantul diamankan polisi karena prilaku bejatnya. Kasatreskrim Polres Sleman, AKP Rony Prasadana mengatakan bahwa tersangka diringkus oleh warga saat akan membawa korban pulang. Usai diringkus kemudian tersangka diserahkan ke petugas kepolisian.
“Warga pada tanggal 23 Oktober 2021 pukul 18.30 WIB warga melihat korban digendong oleh tersangka. Korban berteriak dan berontak. Kemudian tersangka sempat menggigit pundak korban. Teriakan didengar warga dan tersangka diamankan,” ucap Rony, Selasa (26/10).
Rony menuturkan bahwa tersangka, korban dan ibu korban tinggal satu atap di kos-kosan di daerah Maguwoharjo, Depok, Sleman. Tersangka menjalankan aksi bejatnya ini saat ibu korban sedang berjualan dawet.
Rony menjabarkan bahwa tersangka sudah memerkosa korban selama satu tahun. Terhitung ada 17 kali tersangka memerkosa korban. Rony menceritakan kepada korbannya, tersangka selalu mengancam saat memerkosa. Tersangka mengancam korban akan dibunuh jika melaporkan ke orang lain termasuk ke ibunya.
“Pelaku mengancam korban dengan kata-kata ‘Jangan cerita siapa-siapa nanti tak bunuh kalau bapak pernah bunuh orang. Itu kami masih kami selidiki, menurut pengakuan dia tahun 90-an pernah ada TKP (pembunuhan) dan dia pelakunya tapi ini masih kita selidiki karena tahun 90-an,” kata Rony.
Rony mengatakan pihaknya mengamankan bantal dan beberapa barang lain sebagai barang bukti. Tersangka, kata Rony dijerat dengan Pasal 81 sub Pasal 82 UU No 17 tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Terpisah, Kanit PPA Sat Reskrim Polres Sleman Iptu Yunanto Kukuh Prabowo menambahkan korban telah menjalani penanganan untuk mengobati luka di organ vitalnya.
“Sudah 17 kali dilakukan pencabulan ini. Mohon maaf dari alat kelamin korban ini kan kemarin berdasarkan dengan pemeriksaan awal mengalami infeksi. Jadi apabila itu terlambat akan menjadi penyakit yang menular,” kata Kukuh. (sumber_merdeka.com)