Seorang guru Sekolah Menengah Atas (SMK) Arongan Lambalek bernama Fitriani (45), warga Desa Suak Timah, Kecamatan Samatiga pada 4 November lalu, dibunuh. Pelaku berhasil diamankan Kepolisian Resor (Polres) Aceh Barat.
Kapolres Aceh Barat, AKBP Andrianto Argamuda, mengatakan pelaku merupakan seorang kepala dusun desa setempat inisial JH (45). Dia menghabisi nyawa guru SMK itu lantaran sakit hati dihina berulang kali oleh korban dengan menyebutnya “keturunan PKI”.
“Sehari sebelum kejadian, pelaku sudah datang dengan membawa parang ke rumah korban berniat ingin membunuh. Namun niat buruk tersebut tak jadi dilakukan, hanya terjadi adu mulut,” kata Andrianto, Selasa (16/11).
AKBP Andrianto menjelaskan, keesokan harinya, sebelum membunuh Fitriani, pelaku sempat datang ke masjid untuk shalat Magrib. Di sana, juga ada suami korban.
“Suami korban usai shalat Magrib tidak segera pulang, pelaku menuju rumah korban dan mondar-mandir di sekitarnya. Tak lama berselang anak korban keluar dari rumah, lalu pelaku masuk dari pintu samping. Saat menemui korban, pelaku langsung meninju wajah korban hingga terjatuh,” ujar dia.
Pelaku JH kemudian mengambil handphone korban. Korban yang tak berdaya diseret ke halaman belakang rumah.
Di sana, JH menghantam kepala korban dengan batu seberat 30 kilogram hingga tewas. Lalu pelaku mengambil perhiasan emas milik korban, yakni kalung dan gelang dengan berat total hampir 60 mayam. “Sebagian emas yang diambil itu digunakan pelaku untuk membayar hutang,” ujarnya.
Andrianto Argamuda menyebut, pelaku diancam hukuman mati sesuai dengan pasal 40 juncto 365 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). (sumber_Merdeka.com)