Mantan ketua umum PB HMI, Ridwan Saidi membongkar metode kampanye Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam upaya mengembangkan partai agar menjadi besar, sehingga pada Pemilu 1955 menjadi partai peraih suara terbesar keempat tingkat nasional.
Dalam mengembangkan partainya, Budayawan Betawai ini mengungkapkan PKI menggunakan trik-trik jahat saat berkampanye.
Salah satu yang disebut oleh Ridwan Saidi adalah mengenai tema-tema yang mengangkat tentang tujuh setan desa dan kota sebagai trik dari PKI dalam berkampanye.
Hal tersebut diungkapkan oleh Budayawan Betawi yang akrab disapa Babe Ridwan itu dalam sebuah video berjudul ‘Kesaksian Ridwan Saidi di 4 Zaman,’ di kanal YouTube Fadli Zon Official.
“Dalam mengembangkan partainya, PKI banyak trik-trik yang dia lakukan, yang pertama tema-tema setan,” kata Babe Ridwan.
“Ada kalau nggak salah ada tujuh setan desa, lalu setan kota lebih banyak, delapan setan kota kalo nggak, semua disetan-setanin sama dia, itu kampanye dia,” sambungnya.
Selain berkampanye dengan tema setan, Babe Ridwan juga mengungkapkan PKI melakukan manipulasi sejarah.
PKI kerap mengklaim berdiri pada 23 Mei 1920 saat Kongres Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV).
Padahal, menurut Babe Ridwan, pada tahun tersebut PKI belum lahir karena hanya ada Kongres ISDV.
“Kemudian kampanye manipulasi sejarah, dia mengklaim bahwa dia berdiri pada 1920, 1920 itu kongres ISDV,” ujarnya.
Mantan Politisi Masyumi itu juga mengatakan tidak pernah ada perpecahan di tubuh Sarekat Islam (SI) seperti yang digembor-gemborkan oleh PKI tentang SI Merah (Komunis) dan SI Putih (Agamis).
Dia dengan tegas menyebutkan PKI baru lahir setelah dikeluarkannya Maklumat X November 1945 yang diketuai oleh Tan Ling Djie. Sementara, selama perjuangan kemerdekaan, PKI belum pernah ada.