Akibat meluapnya air Sungai Teweh, anak Sungai Barito, Ratusan rumah yang tersebar di enam desa di Kecamatan Teweh Timur, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, terendam banjir. Banjir ini sudah memasuki hari kedua.
“Pagi ini banjir mengalami kenaikan sekitar 1,6 meter dari pagi kemarin dan telah merendam ratusan rumah di enam desa,” kata Kasi Tramtib Kecamatan Teweh Timur Irwanto di Benangin, Jumat (26/11) pagi.
Banjir yang melanda kecamatan pedalaman di Kabupaten Barito Utara ini terjadi sejak Kamis (25/11) pagi. Bahkan ketinggian air di Desa Benangin, Ibu Kota Kecamatan Teweh Timur, cenderung naik pada Jumat (26/11) pagi.
Banyak rumah masih terendam banjir, sehingga sejumlah warga setempat mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Saat ini ketinggian air di Desa Benangin I, Benangin II, Benangin III, Benangin V, Sampirang II, dan Muara Wakat berkisar 3-4 meter. “Biasanya banjir ini cepat surutnya paling lambat satu hari, namun banjir kali ini surutnya lambat, karena Sungai Barito juga debit airnya mulai naik, sehingga arus Sungai Teweh tertahan sungai besar,” jelasnya seperti dilansir Antara.
Irwanto mengatakan, akses jalan dari Muara Teweh ke Benangin melalui Desa Malawaken tidak bisa dilewati karena banjir dari sebelum SMA 1 Teweh Timur di jalan lintas provinsi.
“Bagi warga yang tujuan dari Malawaken ke Benangin atau sebaliknya disarankan melewati jalan Km 30 Sikui,” imbaunya.
Akses Jalan Benangin ke Lampeong, Kecamatan Gunung Purei lumpuh total karena Jembatan Sei Benangin di Desa Benangin II terendam banjir dengan ketinggian air hingga empat meter.
Tidak ada korban jiwa akibat banjir ini. Kerugian dalam bencana alam di kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur ini belum diketahui.
“Kita harapkan siang nanti banjir mulai surut dan aktivitas masyarakat kembali normal,” pungkas Irwanto. (sumber-Merdeka.com)