Sebanyak 14 korban meninggal dunia dalam bencana erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, hingga Minggu (5/12) pukul 17.30 WIB. Jumlah tersebut bertambah satu jiwa dari data yang dipublikasi oleh BNPB pada pukul 12.00 WIB.
“Update hingga pukul 17.30 WIB korban meninggal berjumlah 14 orang, 2 jiwa berasal dari Desa Supiturang, 5 jenazah saat ini ada di RS Haryoto, 5 jenazah di Bhayangkara belum teridentifikasi identitasnya dan 2 jenazah dari Desa Sumberwuluh,” kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (BNPB) Abdul Muhari atau disapa dengan Aam dalam konferensi pers, Minggu (5/12).
Selain itu, Aam juga menyebutkan 35 orang mengalami luka berat dengan rincian 8 orang dirawat di RS Haryoto, 16 orang dirawat di RSUD Pasirian, 3 orang dirawat di RS Bhayangkara, 3 orang dirawat di Puskesmas Penanggal. Sementara untuk korban luka ringan berjumlah 21 orang.
“Sehingga jumlah total korban luka ringan ataupun berat 56 orang, angka ini berkurang dari rilis yang kita keluarkan tadi siang sejumlah 69 orang,”terangnya sebagaimana melansir dari Merdeka.
Bencana erupsi ini juga mengakibatkan 2 kecamatan terdampak guguran awan panas, dan 8 kecamatan terdampak debu vulkanik. Total jiwa dari 4 kecamatan terdampak yaitu 5.205 jiwa. Namun hanya 1.300 jiwa memilih untuk mengungsi di tempat pengungsian yang telah disediakan.
Aam menambahkan, hingga konferensi pers dilakukan pukul 18.30 WIB, masih ada 9 orang dalam proses pendataan untuk menentukan status meninggal atau orang hilang.
BPBD Kabupaten Lumajang juga melaporkan terdapat 902 warga mengungsi yang tersebar di beberapa titik kecamatan.
“Kejadian sebaran awan panas guguran Gunung Semeru juga menyebabkan beberapa rumah warga tertutup material vulkanik serta jembatan Gladak Perak di Curah Kobokan yang menjadi akses penghubung Lumajang dan Malang terputus,”tutupnya.