Aktris dan penyanyi asal Meksiko ditembak mati ketika sedang menunggu untuk menjemput putranya yang berusia 11 tahun dari akademi sepak bola di negara bagian Morelos.
Dia dieksekusi di depan orang tua murid lainnya oleh dua tersangka bersepeda motor.
Menurut kantor berita Meksiko, salah satu pria turun dari motor dan berjalan ke dalam sekolah sepak bola yang terletak di Kota Morelos, Cuernavaca. Tania Mendoza lalu ditembak beberapa kali sebelum pelaku melarikan diri.
Mendoza pernah diculik satu dekade lalu. Ia selamat dan berhasil lolos dari penculikan disertai kekerasan saat itu. Namun ia akhirnya tewas diberondong peluru oleh orang tak dikenal.
Mendoza adalah bintang terkenal di Meksiko. Ia mejadi pemeran utama dalam film 2005 ‘La Mera Mera Reyna del Sur’ atau Ratu Sejati dari Selatan.
Pada 2021, dia dan suaminya, Rafael Sánchez Rojas, serta putranya, yang berusia enam bulan saat itu, diculik dari bisnis cuci mobilnya. Pasangan tersebut dibawa ke rumah persembunyian. Di sana mereka dipukuli sebelum akhirnya dibebaskan beberapa jam kemudian oleh tiga penculik bertopeng.
Beberapa hari setelah penculikan, para pelaku menelepon Mendoza untuk memerasnya dan menuntut agar dia pindah dari Morelos. Sejak penculikan itu, dia beberapa kali mengadu ke Kantor Kejaksaan Agung Negara Bagian Morelos untuk melaporkan ancaman pembunuhan. Pejabat polisi belum mengomentari ancaman pembunuhan atau siapa yang mungkin berada di balik pembunuhannya.
Penyanyi Tania Mendoza adalah satu dari tiga wanita yang dibunuh dalam aksi kekerasan di seluruh negara bagian Morelos. Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang kekerasan gender yang dirilis pada November menemukan bahwa Meksiko adalah negara paling berbahaya kedua di dunia bagi perempuan. Sebanyak 948 kasus pembunuhan perempuan dilaporkan pada 2020.
Menurut data resmi, setidaknya 10 wanita dibunuh di negara itu setiap hari tahun lalu.
Kelompok hak asasi manusia Amnesty International (AI) mengatakan sekitar sepertiga dari korban adalah kasus femisida, atau pembunuhan yang disengaja terhadap perempuan karena jenis kelamin mereka. AI menyebutnya sebagai “epidemi yang mengejutkan”.