News24xx.com – Orang Indonesia marah dan menyerukan boikot terhadap sinetron (sinetron) yang dikritik habis-habisan karena syuting di lokasi bencana.
Baru-baru ini, seorang relawan di tempat pengungsian di Lumajang, Jawa Timur untuk warga yang mengungsi akibat letusan mega Gunung Semeru awal bulan ini membagikan rekaman dua aktor yang sedang syuting untuk sebuah episode Terpaksa Menikahi Tuan Muda (Dipaksa Menikah dengan Tuan Muda).
“Di mana rasa empatimu?” teks dalam video tersebut mengatakan, menuduh kru sinetron memanfaatkan kesedihan para korban untuk keuntungan mereka.
“Lumajang masih berduka. Jenazah warga kita masih terkubur di bawah puing-puing vulkanik Semeru. Tim Anda datang ke tempat penampungan evakuasi hanya untuk menembak. Belum lagi para aktor dan aktris berpelukan di depan anak-anak. Anda benar-benar menghancurkan hati kami,” bunyi poster seruan boikot sinetron itu.
Rebecca Tamara, aktris di tempat kejadian, memposting permintaan maaf di Instagram kemarin.
“Saya mengakui kesalahan saya dalam menerima adegan seperti yang diarahkan. Saya tidak ingin membela diri dalam kasus ini. Saya sekali lagi mohon maaf dan saya turut berduka cita bersama para korban di Semeru. Saya bersama para korban Semeru,” tulisnya, seraya menambahkan bahwa ini adalah pengalaman belajar yang berharga baginya.
Verona Pictures yang berbasis di Jakarta, yang memproduksi sinetron tersebut, mengatakan telah memperoleh izin untuk syuting di lokasi tersebut tetapi tidak membahas pertimbangan etis menggunakan korban bencana sebagai latar belakang acara TV mereka.
“Konteks ceritanya adalah [karakter] Amanda menjadi sukarelawan di Semeru. Ini yang harus diklarifikasi, kami tidak hanya menembak di sana untuk kepentingan itu. Selama syuting, kami berkoordinasi dengan pihak berwenang setempat tentang misi kami di sini,” kata produser line Dwi S Lobo kepada Detik hari ini.
Data terakhir dari Semeru menyebutkan jumlah korban tewas akibat bencana itu mencapai 51 orang. Sekitar 10.000 pengungsi tinggal di 410 tempat penampungan yang didirikan di seluruh kabupaten karena penduduk masih waspada terhadap letusan susulan.