Puluhan korban kejahatan siber berupa phising kembali mendatangi kantor perusahaan pembiayaan PT FinAccel Finance Indonesia alias Kredivo untuk meminta kejelasan terkait status piutang atau outstanding mereka.
Mereka berharap limit tagihan yang membengkak akibat penipuan itu tak lagi ditagih oleh para debt collector.
Sebelumnya, para pengguna Kredivo ini menjadi korban tersebut masuk ke perangkap hacker setelah dihubungi via telepon, dengan berdalih memberikan promo, bonus, atau hadiah. Tak lama kemudian, para korban malah mendapat tagihan membengkak atas pembelian barang via platform dagang-el (e-commerce) Bukalapak.
Salah satu korban, Qodri mengaku limitnya didebit oleh penipu hingga Rp 16 juta. Pria berusia 25 tahun ini bercerita bahwa dua minggu lalu sudah sempat mendatangi kantor Kredivo untuk melakukan mediasi bersama beberapa rekan lain. Saat ini outstandingyang diakibatkan penipuan dari beberapa rekan tersebut telah dihapus oleh pihak Kredivo.
Kedatangan Qodri ke kantor Kredivo kali ini untuk menyerahkan bukti-bukti tambahan.
“Saya kemarin belum sempat menyerahkan bukti-bukti. Sekarang ini mau melengkapi, supaya tagihan yang asli dari saya dengan tagihan dari penipu itu dipisah, supaya bisa dihapus seperti teman-teman lain,” ujarnya dilansir dari tempo.com, Jumat (24/12).
Ia menyatakan bahwa dirinya memang aktif menggunakan Kredivo dan masih memiliki tagihan. Penipuan terjadi kemudian terjadi ketika penipu menelepon Qodri untuk menawarkan hadiah. Inilah yang menyebabkan dirinya percaya dan terjerat oleh penipu.
“Ketika ditelpon, dia (penipu) bisa menyebutkan kalau saya masih punya tagihan dengan benar, data pribadi saya juga benar. Gimana enggak percaya?” ujar Qodri.
Oleh karena itu, ketika diminta mengunjungi link (website) penipuan, Qodri mengikutinya.
“Akhirnya, saya justru dapat tagihan pembelian handphone seharga Rp 14 jutaan dan raket yang harganya juga jutaan buat dia,” katanya.
Cerita lain disampaikan oleh Doni. Pria berusia 45 tahun yang sehari-hari berprofesi sebagai driver ojek online memberanikan diri kembali mendatangi kantor Kredivo bersama beberapa rekannya demi mendapatkan keadilan.
“Dari puluhan korban, sudah ada beberapa orang yang clear(dilunasi) duluan. Menurut saya, Kredivo jangan tanggung-tanggung kalau membereskan masalah. Kasihan yang tagihannya masih ada itu masih diteror debt collector, mereka yang lunas sudah enak,” kata Doni.
Doni sudah diterima untuk mediasi oleh pihak Kredivo yang tengah melakukan investigasi internal. Doni dan beberapa kawannya berharap pihak Kredivo tetap melanjutkan itikad baik ini agar oknum penipu cepat tertangkap, karena dirinya juga melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.
“Saya dan 8 orang sudah melapor sendiri ke Polda Metro Jaya, dan kasusnya berjalan. Kabarnya Kredivo juga melapor, jadi bagus, supaya penipu ini cepat diungkap. Karena kami yakin ini satu komplotan,” tutur Doni.
Ia berharap masalah antara Kredivo dengan para pengguna juga bisa segera diselesaikan. “Karena ini kan berpengaruh ke BI Checking kita,” katanya.
Doni berharap Kredivo tak pandang bulu untuk menuntaskan kasus para nasabah, karena dirinya takut kasus ini turut membawa dampak buruk ke riwayat kredit di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pasalnya, kata Doni, banyak pula korban yang tengah berniat mengajukan pembiayaan baru untuk mencicil rumah atau kendaraan, jadi terhambat akibat riwayat kreditnya dinilai macet atau bermasalah akibat kasus ini.