Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merasa ngeri dengan laporan kredibel yang menyebut sedikitnya 35 warga sipil di Myanmar tewas dibunuh dan jenazah mereka hangus dibakar. PBB menuntut pemerintah Myanmar untuk menyelidiki kematian puluhan warga sipil tersebut.
Dua pekerja untuk kelompok nirlaba Save the Children masih hilang setelah kendaraan mereka termasuk di antara beberapa yang diserang dan dibakar dalam insiden di negara bagian Kayah.
Sebuah kelompok pemantau dan media lokal menyalahkan serangan itu pada pasukan militer.
“Saya mengutuk insiden menyedihkan ini dan semua serangan terhadap warga sipil di seluruh negeri, yang dilarang berdasarkan hukum humaniter internasional,” kata Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Martin Griffiths, Minggu (26/12), seperti dikutip dari Al Jazeera.
“Saya meminta pihak berwenang untuk segera memulai penyelidikan menyeluruh dan transparan atas insiden tersebut sehingga pelaku dapat segera dibawa ke pengadilan,” kata Griffiths.
“Selain itu, saya menyerukan kepada Angkatan Bersenjata Myanmar dan semua kelompok bersenjata di Myanmar untuk mengambil semua tindakan untuk melindungi warga sipil dari bahaya,” tambahnya.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Myanmar mengatakan, pihaknya terkejut dengan serangan barbar di negara bagian Kayah yang menewaskan sedikitnya 35 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.
“Kami akan terus mendesak pertanggungjawaban atas para pelaku kampanye kekerasan yang sedang berlangsung terhadap rakyat Burma,” katanya dalam sebuah pernyataan di media sosial.
Lebih dari 1.300 orang tewas dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan.
Kelompok-kelompok yang disebut Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) telah bermunculan di seluruh negeri untuk melawan pemerintah militer, dan telah menarik pasukan ke dalam kebuntuan berdarah bentrokan dan pembalasan.
Pada hari Sabtu (25/12/2021), foto-foto muncul di media sosial yang menunjukkan dua truk yang terbakar dan sebuah mobil di jalan raya di kotapraja Hpruso di negara bagian Kayah, dengan sisa-sisa tubuh hangus di dalamnya.
Seorang anggota kelompok PDF lokal pada Sabtu pagi mengatakan, para pejuangnya telah menemukan kendaraan setelah mendengar militer telah menghentikan beberapa kendaraan di Hpruso setelah bentrokan dengan para pejuangnya di dekatnya pada hari Jumat.
“Ketika kami pergi untuk memeriksa di daerah pagi ini, kami menemukan mayat dibakar di dua truk. Kami menemukan 27 mayat,” katanya kepada kantor berita AFP.
Save the Children mengatakan bahwa dua staf Myanmar terjebak dalam insiden itu dan hilang.
Disebutkan, keduanya sedang dalam perjalanan pulang setelah melakukan pekerjaan kemanusiaan di wilayah tersebut.
Dia menambahkan bahwa mereka telah menangguhkan pekerjaannya di beberapa wilayah.
Militer Myanmar sebelumnya mengatakan pasukannya telah diserang di Hpruso pada hari Jumat setelah mencoba menghentikan tujuh mobil yang mengemudi dengan cara yang mencurigakan.
Pasukan telah membunuh sejumlah orang dalam bentrokan berikutnya, juru bicara Zaw Min Tun mengatakan kepada AFP, tanpa memberikan rincian.