Seorang pria yang dijuluki “Alaskan Avenger” buka suara soal serangkaian serangannya terhadap pelaku pelecehan seksual.
Jason Vukovich melancarkan serangannya pada 2016. Vukovich lahir pada 1974 di Anchorage, Alaska.
Beberapa tahun setelah kelahirannya, ibunya, seorang janda, menikah dengan Larry Lee Fulton, yang secara resmi mengadopsi Jason dan saudaranya, Joel.
Namun, alih-alih menjadi sosok ayah yang baik, pernikahan ini justru membawa Vulkovich ke jalan yang gelap.
Dalam sebuah surat yang ditulisnya ke “Anchorage Daily News,” Vukovich menceritakan bagaimana pengabdian ayah tirinya pada agama Kristen membuat pelecehan itu semakin sulit untuk dipahami.
“Kedua orang tua saya adalah orang Kristen yang berdedikasi dan mengajak kami di setiap kebaktian gereja, dua atau tiga kali seminggu,” tulisnya.
“Jadi Anda bisa membayangkan kengerian dan kebingungan yang saya alami ketika pria yang mengadopsi saya ini mulai menggunakan sesi ‘doa’ larut malam untuk menganiaya saya.”
Ayah mereka didakwa atas pelecehan tingkat dua terhadap anak di bawah umur pada 1989, tetapi dia tidak menjalani hukuman penjara.
Vukovich mengatakan tidak ada yang pernah datang untuk memeriksa keluarga setelah itu dan pelecehan pun berlanjut.
Vulkovich akhirnya melarikan diri dengan saudaranya ketika dia berusia 16 tahun.
Sekitar 2008, ia kembali ke Alaska, dia melakukan serangkaian tindak keriminal, termasuk pencurian dan kepemilikan obat terlarang.
Pada 2016, ketika trauma masa lalunya yang belum terselesaikan mencapai titik krisis, Vulkovich mulai mencari keadilan dengan menyerang para pelaku pelecehan seksual.
Pada Juni tahun itu, Vulkovich, berbekal buku catatan nama dan alamat dari registri, mengunjungi rumah tiga pelaku seks untuk merampok dan menyerang mereka.
Pada 2018, ia dijatuhi hukuman 28 tahun penjara, dengan lima tahun ditangguhkan dan lima lainnya dalam masa percobaan.