<span;>Rafiullah (2) terbangun di tempat tidurnya dalam keadaan kaki terbakar setelah pecahan peluru yang diledakkan Taliban menembus jendela kamarnya.
<span;>Rafi, begitu dia biasa dipanggil, menderita luka bakar serius setelah selimut yang ia gunakan saat tidur terbakar dan meleleh tepat di kakinya.
<span;>Selama berhari-hari, sang ibu mati-matian mencari pertolongan medis untuk Rafi.
<span;>Rafi sendiri adalah satu dari 180.000 anak yang terpaksa dibawa orang tua mereka pergi dari rumah karena takut pemberontak ganas Taliban muncul di depan rumah.
<span;>“Kaki Rafi terbakar sangat parah. Dia berada di kamp Haji untuk pengungsi internal di Kandahar setelah meninggalkan rumahnya di Lashkar Gah,<span;>” kata Samantha Mort, perwakilan Unicef di Kabul.
<span;>“Ibunya mengatakan mereka tertidur ketika pecahan peluru masuk melalui jendela dan membakar selimutnya. <span;>Kainnya meleleh dengan sangat cepat dan dia terbangun dengan kaki terbakar. Anak-anak ini tidak bersalah, mereka berada di rumah mereka di mana mereka seharusnya merasa aman dan terlindungi tetapi konflik akan datang ke pintu mereka,” tambah Mort.
<span;>Militan Taliban mulai masuk ke Kabul beberapa minggu terakhir setelah berhasil menguasai Herat; kota terbesar di Afghanistan barat.
<span;>Kini, kelompok teror itu menguasai sebagian besar ibu kota provinsi negara dan sebagain besar pedesaan.
<span;>Seorang sumber mengatakan bahwa ada laporan tentang anak-anak muda yang dicambuk dengan cambuk kuda oleh Taliban.
<span;>“Ada banyak ketakutan dan di mana telah terjadi pertempuran, dan bahwa pertempuran telah datang ke pintu orang-orang, orang-orang itu telah melarikan diri,<span;>” kata Mort.
<span;>“Kami mendengar kesaksian yang sangat emosional dari orang-orang yang menjalani kehidupan biasa mereka ketika konflik datang ke depan pintu rumah mereka.<span;>”
<span;>“Anak-anak kecil sedang mengambil air, tidur di tempat tidur mereka, ketika bom mulai meledak dan pertempuran dimulai. Orang-orang melarikan diri dengan apa yang mereka miliki di tangan mereka.”