Disdik Garut membayar gaji Munir Alamsyah (53), eks guru honorer yang nekat membakar SMPN 1 Cikelet. Gaji sebesar Rp 6 juta ditanggung sepenuhnya.
Sebelumnya, Munir Alamsyah sempat membakar sekolahnya pada 14 Januari 2022 lantaran kecewa honor Rp6 juta buah mengajar saat 1996-1998 tak kunjung dibayarkan.
“Sekarang kami akan mengganti honor Rp6 juta mudah-mudahan ini bisa memberikan manfaat,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Ade Manadin dilansir dari CNN Indonesia, Jumat.
Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Jawa Barat memberikan Rp6 juta kepada sebagai bentuk prihatin sekaligus menuntaskan masalah klaim utang honor selama tersangka mengajar di sekolah itu.
Ade menuturkan Dinas Pendidikan Garut bertanggungjawab atas kasus Munir yang membakar bangunan SMPN 1 Cikelet tempat mengajarnya dulu.
“Kami dari Disdik Garut tanggung jawab, dia adalah guru terbaik,” katanya.
Ia mengungkapkan Munir Alamsyah merupakan guru honorer mata pelajaran Fisika di SMPN 1 Cikelet tahun 1996 sampai 1998 yang memiliki kecerdasan dan menjadi kebanggaan.
Bantuan yang diberikan kepada Munir Alamsyah itu, kata dia, bisa menyelesaikan masalah dirinya yang selama ini selalu memikirkan honor yang belum dibayarkan selama menjadi guru honorer.
“Mudah-mudahan ini menjadi sebuah obat luka di hati Pak Munir,” katanya.
Kepolisian Resor Garut juga menghentikan proses hukum Munir setelah pihak sekolah mencabut laporannya. Kasus ini akhirnya diselesaikan lewat restorative justice.
“Kami melihat materiil dan formilnya terpenuhi (restorative justice),” kata Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono saat jumpa pers pembebasan mantan guru pembakar sekolah di Garut, Jumat.
Kapolres menyampaikan mantan guru itu sempat menjalani pemeriksaan hukum, namun akhirnya dilakukan kesepakatan memaafkan pelaku dan kepolisian memutuskan pembebasan tuntutan berdasarkan Peraturan Kepolisian Nomor 8 tahun 2021 terkait masalah penanganan tindak pidana berdasarkan keadilan restoratif.
“Kami menerima kesepakatan dari kedua belah pihak, dan didasari dari Peraturan Kepolisian nomor 8 tahun 2021 terkait masalah penanganan tindak pidana berdasarkan keadilan restoratif,” katanya.
Sementara Disdik Garut menyampaikan terima kasih kepada Kepolisian Resor Garut yang telah membebaskan Munir dari tuntutan hukum sehingga bisa kembali berkumpul dengan keluarganya.
Ia berharap kejadian tersebut tidak ada lagi di Kabupaten Garut, dan kepala sekolah harus lebih memperhatikan guru-gurunya untuk mengantisipasi kejadian serupa.
“Kepala sekolah harus peka terhadap lingkungannya, harus memperhatikan bawahan ketika memimpin sekolahnya, bahwa di sekitar kita ada orang yang harus dijunjung tinggi,” katanya.