Serangan Israel Senin (31/1) pagi menghantam pos terdepan militer dan gudang senjata yang dioperasikan oleh gerakan Hizbullah Libanon di dekat ibu kota Suriah, Damaskus. Lembaga monitor perang melaporkan kejadian itu.
“Lokasi-lokasi yang dioperasikan oleh kelompok Hizbullah Lebanon… di wilayah Qalamoun bagian timur, sebelah timur laut Damaskus, dihantam serangan Israel saat fajar,” sebut kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, yang berbasis di Inggris.
Syrian Observatory yang mendasarkan datanya pada sumber-sumber di dalam wilayah Suriah, menyebut serangan udara Israel itu memicu kebakaran ‘di pos militer dan depot senjata milik Hizbullah’.
Diyakini Syrian Observatory bahwa ada korban jiwa akibat gempuran Israel itu, namun jumlahnya belum diketahui.
Sementara itu, saat ditanya soal serangan udara di dekat Damaskus, militer Israel enggan berkomentar banyak. “Kami tidak mengomentari laporan media asing,” tegas militer Israel kepada AFP.
Media resmi pemerintah Suriah, SANA News Agency, menyebut serangan udara itu hanya memicu kerusakan material, tanpa menyebut lebih lanjut soal targetnya.
“Pukul 03.05 waktu setempat, hari ini, musuh Israel melancarkan serangan udara dengan rentetan rudal. menargetkan beberapa titik di pinggiran Damaskus,” sebut kantor berita SANA dalam laporannya.
“Pertahanan udara kami merespons serangan itu dan mencegat beberapa (rudal),” imbuh laporan kantor berita SANA.
Israel diketahui jarang mengomentari serangan udara yang dilancarkan ke wilayah Suriah. Namun negara Zionis itu berulang kali menegaskan tidak akan mengizinkan Iran, musuh abadinya, untuk memperluas pijakan di Suriah.
Sejak konflik Suriah pecah tahun 2011, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara ke wilayah Suriah, yang menargetkan posisi-posisi pemerintah dan pasukan milisi yang didukung Iran dan petempur Hizbullah.