Tujuan penyelundupan narkotika jenis sabu-sabu jaringan internasional yang berasal dari Myanmar. Disebut polisi adalah Sumatera Selatan.
Direktur Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumsel Kombes Pol Heri Istu Hariono mengatakan, hal tersebut merupakan penelusuran kepolisian yang merujuk pada hasil ungkap kasus yang berlangsung lebih kurang selama tiga tahun terakhir di Sumsel.
Dalam rentang waktu itu aparat kerap mendapatkan barang bukti sabu-sabu yang diselundupkan dikemas dalam bungkus plastik teh hijau bermerek Guan Yinwang dengan jumlah yang terbilang besar.
“Kemasan teh tersebut diketahui berasal dari Myanmar, yang kemudian diolah menjadi pembungkus sabu-sabu oleh sindikat pengedaran narkotika di sana,” kata Heri dilansir Antara, Rabu (2/2).
Salah satunya, lanjut dia, penyelundupan sabu-sabu sebarat 16 kilogram (Kg) yang dilakukan oleh dua tersangka berinisial A (48) dan F (41) warga Dusun Ujong Kreung Kelurahan Meunasah Leubok Kecamatan Pante Bidari Kabupaten Aceh Timur, Aceh, menggunakan satu unit mobil pikap warna hitam BG-9833-NQ tujuan Palembang.
Mereka ditangkap oleh unit Tim Khusus Direktorat Reserse Narkoba di Jalan Palembang-Jambi Km 59, Simpang Tungkal, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel, pada Selasa dini hari.
“Sudah tiga tahun ini kami temukan sabu-sabu dikemas dalam bungkus teh warna hijau atau kuning bermerek tulisan mandarin sehingga dianggap dari China. Tapi bukan, China keberatan disebut demikian, sebab sabu-sabu itu dikemas di luar negeri oleh sindikat Myanmar,” kata dia.
Menurut Kombes Pol Heri, perjalanan penyelundupan sabu-sabu itu memiliki rute yang cukup panjang, sebab dari Myanmar para sindikat melintasi Malaysia.
Kemudian dari sana masuk ke Indonesia melalui Selat Malaka dan berlabuh di pulau Sumatera seperti Aceh, Medan, Batubara, Tembilahan, Pekanbaru Riau, ataupun daerah lain sekitarnya.
Dari daerah-daerah itu, lanjut dia, sabu-sabu tersebut diselundupkan ke Sumsel melalui dua cara bisa melalui lintas perairan seperti Sumsang, Banyuasin ataupun jalan lintas darat.
“Selain itu Sumsel ini juga jalur perlintasan ke daerah lain seperti Jawa dan sebagainya. Karena jalurnya lurus sehingga bisa cepat dan lebih murah dibanding mereka (para pengedar) produksi sendiri,” imbuhnya.
Ia memastikan, aparat kepolisian beserta instansi terkait seperti Badan Narkotika Nasional (BNN) bakal berkolaborasi secara serius untuk memberantas setiap pelaku penyelundupan sampai ke hulunya.
Sehingga kasus penyalahgunaan narkotika di Indonesia khususnya Sumsel dan sekitarnya bisa dieliminir dan dihentikan secara tuntas.
“Ayo kita berkolaborasi. Termasuk mengajak masyarakat untuk turut serta membantu kami memberantas peredaran narkotika ini, kalau ada informasi bisa laporkan ke Kepolisian ataupun BNN dan instansi terkait lainnya,” katanya. (sumber-Merdeka.com)