Pemimpin ISIS meledakkan dirinya sendiri saat digerebek oleh pasukan Amerika pada Kamis (3/1), memusnahkan seluruh keluarganya.
Juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan bahwa Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi membunuh istri dan dua anaknya dalam ledakan yang terjadi di lantai tiga sebuah bangunan di desa Atmeh, Suriah.
Ledakan itu, yang menurut Kepala Komando Pusat AS (CENTCOM) Jenderal Kenneth McKenzie “lebih kuat daripada bom bunuh diri standar,” meratakan sebagian besar dinding dan langit-langit ruangan, melemparkan mayat-mayat ke jalan.
Dalam sambutan dari Gedung Putih, Biden menggambarkan Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi sebagai “ancaman teroris utama bagi dunia” dan “pemimpin global ISIS.”
“Tanpa memperdulikan kehidupan keluarganya sendiri atau orang lain di dalam gedung, dia memilih untuk meledakkan dirinya sendiri daripada diadili atas kejahatan yang telah dia lakukan,” kata Biden.
The Associated Press melaporkan bahwa 13 orang tewas, termasuk enam anak-anak dan empat wanita.
Al-Qurayshi menjabat sebagai pemimpin ISIS sejak Oktober 2019. Dia menggantikan Abu Bakr al-Baghdadi, yang juga meledakkan bom bunuh diri saat pasukan Amerika mendekati sarangnya.