Tagar #WadasMelawan sedang ramai digaungkan oleh warga Twitter. Sejak Selasa pagi (8/2), Warga Wadas melalui Twitter @Wadas_Melawan meneriakkan ‘alterta’ atau alarm genting usai diserbu polisi.
Hingga saat ini, tagar seperti #WadasMelawan #WadasTolakTambang #SaveWadas masih terus digaungkan untuk menuntut keadilan. Selain itu, akun tersebut juga membeberkan kronologi penangkapan seorang warga hingga terus meng-update kondisi terkini di Wadas.
Seorang warga, yang selama ini terlibat dalam perjuangan penolakkan tambang ditangkap secara paksa oleh kepolisian saat sedang berada di warung makan pada Selasa pagi. Penangkapan yang semena-mena ini telah membuat keluarga korban syok dan pingsan.
Tak lama setelah penangkapan, tim pengukur lahan, yang sebelumnya mendapat penolakan keras dari warga, mulai memasuki daerah Wadas. Disusul aparat polisi, yang juga mulai memasuki wilayah Wadas.
Kedatangan Polisi ini tentu saja kembali memunculkan traumatis warga yang pernah terlibat bentrok dengan aparat. Terlebih, pemberitahuan bila akan dilakukan pengukuran tanah disampaikan secara mendadak pada sehari sebelumnya (7/2).
Kabar sementara ini didukung oleh kedatangan ratusan aparat kepolisian di Polres Purworejo dan beberapa tenda besar didirikan di lapangan kaliboto dekat dengan desa Wadas. Hari itu, warga Wadas masih berharap informasi tersebut tidak benar dan berharap semuanya akan baik-baik saja.
Kabar terbaru: aparat yg masuk ke Wadas sudah ribuan. Aparat melakukan penyisiran desa (swiping) dan menurunkan banner protes penolakan tambang batu andesit.
Sebagai informasi, warga Wadas sudah melakukan penolakan terhadap penambangan batu andesit untuk proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener sejak 2016. Penolakan tersebut kerap mendapat tekanan dari aparat kepolisian.