Kantor Kepresidenan Ukraina mengatakan pasukan Rusia meledakkan pipa gas di Kharkiv, kota terbesar kedua di negara itu.
Hal ini juga diinformasikan Dinas Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi Negara Ukraina.
Belum jelas seberapa vital pipa gas yang diledakkan militer Rusia dan apakah ledakan itu dapat mengganggu distribusi gas ke luar kota atau negara.
Meskipun di tengah situasi perang, Ukraina tetap mengirimkan gas alam Rusia ke Eropa.
Pihaknya mengimbau penduduk untuk menutupi jendela mereka dengan kain lembab atau kain kassa dan banyak minum.
Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova, mengatakan pasukan Rusia tidak dapat merebut Kharkiv.
Namun di sana sedang terjadi pertempuran yang sengit.
Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina berpenduduk 1,5 juta ini terletak 40 km dari perbatasan Rusia.
Pasukan Ukraina terus melancarkan perlawanan untuk memperlambat militer Rusia mendekati Ibu Kota Kyiv.
Di saat yang sama, AS dan Uni Eropa mengirimkan amunisi dan senjata ke Kyiv serta mengumumkan sanksi keuangan untuk mengisolasi Moskow.
Pemerintah Ukraina memberlakukan jam malam 39 jam untuk mencegah warga keluar ke jalanan.
Diperkirakan, lebih dari 150.000 warga Ukraina melarikan diri ke Polandia, Moldova, dan negara tetangga lainnya untuk menyelamatkan diri.
PBB memperingatkan bahwa jumlah pengungsi bisa meningkat hingga 4 juta jiwa jika pertempuran terus terjadi.