Pekanbaru – Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (Purn) Edy Natar Nasution menyampaikan bahwa, Provinsi Riau memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang berlimpah, berupa tambang, minyak bumi, perkebunan, komoditi pertanian serta perikanan dan kelautan.
Ia menyebutkan, dari semua sektor itu, salah satu komoditi terbesar adalah komoditi perkebunan kelapa sawit. Menurut data BPS, perkebunan sawit Riau memiliki luas 2,8 juta hektar lebih. Ini merupakan luas kebun sawit nomor 1 di Indonesia.
Untuk itu menurutnya, besarnya potensi yang ada di Riau terutama berkaitan dengan perkebunan kelapa sawit, maka semua harus dioptimalkan untuk mewujudkan Provinsi Riau yang makmur dan sejahtera.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa perkebunan merupakan penggerak utama, pilar utama ekonomi Riau. Karena sebarannya yang sangat luas,” ujarnya, dalam acara sosialisasi perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, berlangsung di Pangeran Hotel Pekanbaru, Selasa (22/3/22).
Edy Nasution mengatakan, banyak masyarakat yang bekerja di sektor perkebunan ini. Jelasnya, jika diasumsikan satu kepala keluarga terdiri dari empat orang, maka sekitar 3,37 juta orang menggantungkan hidupnya dari sektor perkebunan.
Ia menambahkan, bagi Provinsi Riau, perkebunan bukan saja sebagai salah satu pilar penyangga devisa negara dan kekuatan ekonomi nasional, tapi juga berperan dalam mengurangi jumlah penduduk miskin, pengangguran dan pengembangan daerah.
Sebutnya, di pelosok seluruh Provinsi Riau, tumbuh desa, pusat keramaian, yang setelah ditelusuri ternyata karena di lokasi tersebut muncul dan tumbuh perusahaan perkebunan, baik kebun kelapa sawit, kebun karet dan kelapa, maupun pabrik kelapa sawit dan pabrik karet serta pabrik kelapa.
“Ini sangat luar biasa. Pembangunan pabrik kelapa sawit telah memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan daerah,” ungkapnya.
Luasnya perkebunan kelapa sawit di Riau tersebut, Wagubri mengharapkan kedepannya aksi perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dapat dioptimalkan, sebagai bentuk komitmen dalam mewujudkan Riau Hijau.
“Maka kami berharap semua pihak, baik dari birokrasi, akademisi, masyarakat dan dunia usaha berkontribusi positif secara bersama membangun perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan,” tutupnya.