Kendari – Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar menandatangani Komitmen pemerintah provinsi untuk mendukung upaya percepatan rehabilitasi mangrove bersama sembilan provinsi lainnya di Indonesia bersempena peringatan Hari Pers Nasional, di Kendari, Selasa (8/2/2022).
Penandatanganan komitmen pemerintah provinsi ini menyadari arti penting hutan mangrove untuk kesejahteraan masyarakat, terutama kalangan nelayan dan fungsi mangrove sebagai pelindung wilayah terluar dari abrasi serta tingginya kemampuan mangrove dalam mengurangi emisi karbon.
Untuk itu, sembilan provinsi tersebut berkomitmen mendukung upaya percepatan rehabilitasi mangrove, mendorong partisipasi masyarakat dalam pelestarian dan pemanfaatan ekosistem mangrove sesuai kaidah yang berkelanjutan.
Adapun sembilan kepala daerah yang melakukan penandatanganan tersebut, yaitu Gubernur Provinsi Riau, Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, dan Gubernur Provinsi Bangka Belitung.
Selanjutnya, Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Gubernur Provinsi Kalimantan Timur, Gubernur Provinsi Kalimantan Utara, Gubernur Provinsi Papua serta Gubernur Provinsi Papua Barat.
Penandatanganan tersebut disaksikan langsung oleh Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, Bambang Supriyanto dan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Hartono.
Gubernur Syamsuar menyambut baik adanya komitmen bersama untuk percepatan rehabilitasi mangrove. Menurutnya, Pemprov Riau memang memiliki komitmen yang besar dalam pelestarian mangrove, karena ada tiga Pulau di Riau yang berhadapan langsung dengan Malaysia atau Selat Malaka.
“Ada tiga Pulau yang abrasinya sangat tinggi sekali dan itu semuanya mangrove, yaitu Pulau Rangsang, Bengkalis dan Rupat. Tentu kami sangat komitmen untuk rehabilitasi mangrove ini,” katanya.
Syamsuar menjelaskan, ia menyambut gembira adanya kebijakan rehabilitasi mangrove yang disiapkan pemerintah melalui kegiatan ini. Terangnya, saat ini Riau memiliki 224.000 lebih Mangrove dan yang paling rusak itu yang merupakan tiga pulau terluar tersebut.
Ia menuturkan, salah satu penyebab kerusakannya adalah tingginya gelombang pada musim tertentu. Sehingga rawan sekali untuk tanaman Mangrove.
“Artinya kalau tidak ada usaha kita juga untuk membuat pemecah gelombang yang ditanam juga akan hilang (karena gelombang),” ucapnya.
Oleh karena itu, orang nomor satu di Riau ini menambahkan, Pemprov Riau menyambut dengan senang hati, adanya progres luar biasa bersama sembilan provinsi dan pemerintah pusat tersebut.
Karena terangnya, Mangrove juga menjadi salah satu pembawa rezeki bagi masyarakat Riau. Karena adanya kelompok masyarakat yang melakukan pembibitan Mangrove, sehingga mendapatkan uang dari pekerjaan tersebut.
“Saya sudah meninjau (pembibitan mangrove) dan mereka antusias sekali dalam kelompok yang sudah disiapkan yang ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan. Dan tentulah kami menyambut baik adanya kegiatan ini, mudahan juga kami harapkan kegiatan ini berlanjut terus,” ungkap Gubri.
Datuk Seri Setia Amanah ini menginginkan, rehabilitasi mangrove ini dapat dilakukan secara berkelanjutan. Sehingga tentunya dapat secara berangsur-angsur bisa mengembalikan kerusakan lingkungan yang ada di Provinsi Riau dan daerah lainnya di Indonesia.
“Mudah-mudahan apa yang kita kerjakan ini mendapatkan keberkahan dari Allah. Tentunya kami punya komitmen rehabilitasi mangrove ini, mari kita jaga negeri ini sehingga apa kebijakan kita bermanfaat di masa depan rakyat kita semua,” tutupnya.