Osman Kavala, seorang aktivis terkemuka, kembali ke pengadilan pada Jumat, hanya beberapa bulan setelah dia dibebaskan dari tuduhan keterlibatan dalam kerusuhan di Taman Gezi 2013.
Kali ini, dia dituduh mengambil bagian dalam tindakan lain yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintah, yakni upaya kudeta 15 Juli 2016.
Dia ditangkap kembali setelah pembebasannya pada Februari.
Henri Barkey, seorang akademisi Amerika dan mantan penasihat Central Intelligence Agency (CIA), juga diadili atas tuduhan upaya untuk menggulingkan pemerintah.
Duo ini juga menghadapi tuduhan spionase politik dan militer dan dapat dijatuhi hukuman seumur hidup bersama dengan hukuman penjara tambahan.
Barkey tak hadir ke sidang pertamanya sementara Kavala menghadirinya melalui tautan video dari penjara tempat dia ditahan di Istanbul.
Dakwaan terhadap Kavala dan Barkey berbunyi bahwa terdakwa mengambil “peran aktif dalam koordinasi dan kelanjutan upaya kudeta oleh anggota FETO yang mendukung negara asing dan memantau pelaksanaan tindakan dan campur tangan dalam kemajuan (kudeta) melalui koordinasi dan kontak mereka telah menetapkan bila perlu.”
Penangkapan Kavala, yang berada di balik pendirian cabang Turki dari Open Society Foundation dari taipan terkemuka Hungaria-Amerika George Soros, telah menimbulkan kontroversi dalam hubungan Turki-AS.
Seruan Departemen Luar Negeri AS untuk pembebasan Kavala memicu kemarahan Ankara, yang telah meminta AS untuk tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri Turki dan menghormati putusan pengadilan independen di Turki.