Angkatan Darat AS merilis laporan pada tahun lalu (30/4/2021) bahwa petugas di Fort Hood di Texas mengabaikan keluhan pelecehan seksual yang dilayangkan kepada prajuritnya atas meninggalnya tentara wanita, Vanessa Guillen.
Vanessa Guillen dinyatakan menghilang tahun lalu, ia dibunuh oleh seorang rekan tentaranya. Pihak Angkatan Darat mengakatan ada 21 total tentara yang telah dibebastugaskan sebagai imbas dari penyelidikan.
Laporan tersebut menemukan bahawa Vanessa sudah melaporkan bahwa dirinya dilecehkan secara seksual pada dua kesempatan di tahun 2019 oleh seorang supervisior (bukan tersangka pembunuhnya).
Bahkan, ada dugaan Vanessa dipaksa melakukan threesome (hubungan seksual antar tiga orang). Dan pada dua kesempatan itu, atasan mereka di Angkatan Darat gagal melaporkan pelecehan tersebut, dan para pemimpin lainnya gagal mengambil tindakan yang benar.
“Kami sebagai Angkatan Darat, gagal melindungi Spesialis Vanessa Guillen. Ini adalah sesuatu yang akan kami pelajari dan gunakan untuk memajukan tentara kami,” ujar Mayor Jendral Leboeuf, Kepala Staf Komando Angkatan Darat, lewat konferensi pers.
Tidak ada bukti kuat yang bisa menguak siapa tersangka dibalik kematian Vanessa, Spesialis Aaron Robinson, tentara yang melecehkan Vanessa, juga tidak memiliki hubungan apapun di luar pekerjaan dengannya.
Vanessa Guillen dilaporkan hilang dari Fort Hood pada 22 April 2020. Dua bulan kemudian, tubuhnya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.
Pihak berwenang sebelumnya menyakini dia dibunuh oleh sesama Spesialis, yakni Aaron Robinson yang melarikan diri dari pangkalan dan bunuh diri tak lama sesudahnya.