News24xx.com – Pemerintah Thailand mulai Kamis (9/6/2022), resmi menghapus ganja dan rami sebagai zat yang dikendalikan dari daftar narkotika Kategori lima.
Meski demikian, warga Thailand tidak bisa mengkonsumsi atau menghisap ganja sembarangan di tempat umum, seperti berkeliaran di jalan-jalan Bangkok.
Seperti dilansir Bangkok Post , ada konsekuensi hukum jika mereka melanggar aturan tersebut, yakni denda maksimum 25.000 baht atau sekitar Rp 10 Juta, dan atau tiga bulan penjara.
Lebih lanjut, Pemerintah Thailand membeberkan alasan negaranya resmi legalkan ganja. Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand melalui Surat Kabar Royal Gazette pada 9 Februari 2022, mengumumkan penghapusan ganja dan rami sebagai zat yang dikendalikan dari daftar narkotika Kategori 5. Peraturan tersebut mulai berlaku 120 hari setelah pernyataan dalam publikasi itu.
Pemerintah mengatakan tujuan utama dari peraturan baru ini adalah untuk mendorong para penggemar atau konsumen menggunakan ganja buatan sendiri di Thailand. Kemudian, ganja juga untuk meringankan kondisi kesehatan tertentu dan meningkatkan kesehatan yang baik di tingkat rumah tangga.
Mengimpor biji ganja atau bagian lain dari tanaman dan produk yang mengandung ganja masih tunduk pada peraturan pertanian dan lainnya, yang berarti seseorang harus meminta izin dari pemerintah. Sedangkan mereka yang ingin menanam ganja untuk budidaya di rumah dapat melakukannya dengan mendaftar secara online pada pemerintah.
Produk jadi yang dibawa ke Thailand dari negara lain, baik secara langsung oleh pelancong atau dikirim melalui pos, akan diatur oleh undang-undang yang berbeda tergantung pada jenis produk. Duaa kategori utama adalah produk makanan impor dan kosmetik.
Ganja yang legal mulai 9 Juni 2022 ini di Thailand adalah mariyuana dengan THC rendah untuk penanaman di rumah. Hukum baru menganggap THC atau tetrahydrocannabinol rendah itu sekitar 0,2 persen, atau lebih rendah lagi.
Sedangkan persentase yang lebih tinggi untuk ekstrak ganja dan rami masih ilegal. THC adalah senyawa psikoaktif utama dalam ganja, yang membuat orang merasa tinggi atau terbang.
Ketika ganja dihapus dari daftar narkotika negara, Dr Kiattisak Wongrajit, sekretaris tetap untuk kesehatan masyarakat, mengatakan Undang-Undang Pengendalian Tembakau 2017 akan digunakan untuk memastikan ganja digunakan oleh rumah tangga untuk alasan kesehatan dan medis, bukan tujuan rekreasi. Rancangan undang-undang baru tentang pengendalian ganja sedang dibahas di parlemen.