News24xx.com – Pemerintah Korea Utara mengklaim bahwa wabah Covid-19 pertama di negara itu dimulai ketika menyentuh benda asing di dekat perbatasan dengan Korea Selatan. Korea Utara berusaha menyalahkan tetangganya itu atas gelombang infeksi yang melanda negara tersebut.
Korea Utara mengumumkan hasil penyelidikannya. Pemerintah memerintahkan rakyatnya mewaspadai hal-hal yang dibawakan oleh angin dan fenomena iklim lainnya serta balon di daerah-daerah di sepanjang garis demarkasi dan perbatasan.
Menurut media pemerintah KCNA, seorang tentara berusia 18 tahun dan seorang anak TK berusia lima tahun menyentuh benda asing tersebut pada April 2022. Setelah itu keduanya tinggal di wilayah timur Kumgang menunjukkan gejala terinfeksi virus corona.
“Hasil investigasi menunjukkan bahwa beberapa orang yang datang dari daerah Ipho-ri di Kabupaten Kumgang Provinsi Kangwon ke ibu kota pada pertengahan April mengalami demam,” tulis media pemerintah KCNA seperti dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 1 Juli 2022.
KCNA mengatakan semua kasus demam yang dilaporkan di negara itu hingga pertengahan April disebabkan oleh penyakit lain, namun tidak ada rincian.
Para pembelot dan aktivis Korea Utara di Korea Selatan selama beberapa dekade menerbangkan balon yang membawa selebaran dan bantuan kemanusiaan melintasi perbatasan yang dijaga ketat.
Pemerintah Presiden Moon Jae-in melarang kampanye pada 2020, dengan alasan masalah keamanan penduduk di perbatasan. Namun para aktivis menyebut larangan itu sebagai upaya menutupi Pyongyang dan membungkam kritik di tengah upaya meningkatkan hubungan lintas batas.
Korea Utara telah memerangi wabah pertama infeksi virus Corona, menyatakan keadaan darurat pada Mei. Pada Juli 2020, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan penguncian tiga minggu di kota Kaesong, dekat perbatasan Korea Selatan. Penguncian dilakukan setelah seorang pria yang membelot ke Korea Selatan pada 2017 kembali ke Korea Utara dengan menunjukkan gejala COVID.
Korea Utara telah mengklaim gelombang COVID telah menunjukkan tanda-tanda mereda. Namun para ahli sanksi atas klaim tersebut.
Korea Utara melaporkan 4,570 lebih banyak orang dengan gejala demam pada hari Jumat, dengan jumlah total pasien demam yang tercatat sejak akhir April mencapai 4,74 juta. Pyongyang setiap hari mengumumkan jumlah pasien demam tanpa menyebutkan mereka sebagai pasien Covid-19.