Penculikan calon pengantin kembali terjadi. Kasat Reskrim Polres Sumba Barat, Iptu Doni Sare mengatakan pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang sebagai saksi. “Saksi yang sudah diperiksa empat orang dan satu orang lainnya, yang dilupakan pelaku juga sudah diperiksa sebagai saksi,” katanya, Minggu (31/7).
Menurut Doni Sare, dalam waktu dekat penyidik akan melakukan pemeriksaan ahli. Setelah itu baru gelar perkara untuk penetapan tersangka. “Hasil gelar perkara bahwa status perkaranya dinaikan ke penyidikan,” katanya.
Sejumlah saksi telah dilakukan BAP oleh penyidik. Sedangkan korban juga menjalani pemeriksaan.
Selama pemeriksaan, korban didampingi Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Tenaga Psikolog dari Pemerintah Kabupaten Sumba Barat.
“Korban dalam kondisi baik dan saat ini ditempatkan di selter rumah aman dan terus mendapat konseling dari psikolog,” kata Doni Sare.
Masih menurut Doni Sare, penyidik juga telah berkoordinasi dengan JPU terkait penerapan pasal. “Pasal yang diterapkan adalah tindak pidana penculikan atau polisikan perempuan atau perampasan kemerdekaan,” jelasnya lagi.
Hal ini sebagaimana mestinya dalam pasal 328 atau 332 ayat (1) ke 2 atau 333 ayat (1) Jo 55 ayat (1) ke 1 KUHP, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.
Rencana tindak lanjut, penyidik segera melakukan pemeriksaan terhadap ahli untuk melengkapi alat bukti, guna menetapkan tersangka. Polisi juga sudah mengantar korban, untuk dilakukan Visum et Repertum .
Disebutkan pula bahwa delik tersebut merupakan delik biasa, sehingga tanpa adanya laporan dari korban, petugas telah melaporkan peristiwa tersebut dengan membuatkan laporan polisi model A.
Sebelumnya, kasus kawin tangkap kembali terjadi di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, kasus ini kemudian viral di media sosial.
Kepolisian Resor Sumba Barat langsung bergerak cepat menangani kasus tindak pidana penculikan, membawa lari perempuan dan atau perampasan kemerdekaan tersebut.
Kapolres Sumba Barat, AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata, melalui Kasat Reskrim Iptu Doni Sare saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu. Menurutnya, saat ini sedang ditangani penyidik.
Menurut Doni Sare, kasus tersebut terjadi di kampung Galimara, Desa Modu Waimaringu, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat. Aksi dugaan penculikan calon pengantin perempuan ini terjadi pada Senin (25/7) lalu, sekitar pukul 17.00 Wita.
Korban dalam kasus kawin tangkap ini adalah, ANG alias Ance (26). Ance diculik oleh Lingu Bolu (29) warga kampung Kabala Podu, Desa Modu Waimaringu. Lingu Bolu dan Ance masih memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat.
Doni Sare menjelaskan, Ance baru tiba di Kabupaten Sumba Barat pada tanggal 14 Juli 2022 yang lalu, setelah bekerja di Bali selama empat tahun terakhir.
Ternyata Ance telah terbukti dengan seorang pria bernama Wadda Batte 2021 lalu, saat sama-sama bekerja di Bali. Kembali ke kampung untuk para keluarga, bahwa akan segera menikah dengan Wadda Batte.
Senin (25/7), Wadda Batte bersama keluarga sedang dinanti Ance dan keluarga di rumah untuk prosesi peminangan sesuai adat setempat. Namun hingga sore Wadda Batte dan keluarganya tak kunjung tiba.
Ance berusaha menghubungi Wadda Batte melalui handphone, namun tidak mendapatkan jawaban dari Ance bersama keluarga mulai gelisah dan malu, karena telah mengundang warga sekitar untuk hadir.
Salah satu keluarga Ance bernama Kurri Bili alias Bapa Nando menawarkan kepada kerabat lain di atas nama Lingu Bolu agar menawarkan posisi Wadda Batte, untuk melamar Ance sebagai istri.
Hal ini dilakukan semata-mata untuk malu, serta mengangkat harga diri keluarga. Lingu Bolu pun menyanggupi. Sesuai adat dan kebiasaan di Sumba maka Lingu Bolu mengambil seekor kuda milik Kaur Desa bernama Matius.
Kemudian Lingu Bolu mengikat kuda tersebut di depan rumah Ance, sebagai tanda jika dirinya hendak melamar Ance. Setelah itu Lingu Bolu bersama tiga orang terduga pelaku, langsung masuk ke dalam kamar Ance.
Mereka mengangkat tubuh Ance secara paksa, lalu membawa korban ke rumah Lingu Bolu. Ayah Ance, Ngila Ngongo (60) hanya bisa menyaksikan diam anak gadisnya diambil Lingu Bolu dan tiga pria lainnya. (sumber-Merdeka.com)