Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) membeberkan fakta baru terkait kasus penembakan Brigadir J dikediaman Kadiv Propam non aktif Irjen Pol Ferdy Sambo. Salah satu fakta yang terungkap bahwa pelaku Bharada E atau Bharada Eliezer tak mahir menembak dan bukan ajudan Ferdy Sambo. Bharada Eliezer juga bukan seorang sniper atau penembak jitu.
“(Bharada Eliezer) Latihan menembak Maret 2022 di Senayan. Menurut informasi yang kami dapat, Bharada E bukan termasuk kategori mahir menembak,”ujar Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu.
Karena itu, LPSK menilai sangat janggal jika Bharada tak mahir menembak dijadikan tersangka penembakan Brigadir Joshua.
Berdasarkan informasi yang didapat LPSK, Bharada Eliezer baru memegang pistol. Anggota Brimob asal Manado itu diketahui baru memegang senjata api sekitar tujuh bulan sebelum peristiwa Jumat berdarah di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.
Bahkan, LPSK mendapat temuan bahwa Bharada Eliezer baru melakukan latihan menembak pada Maret 2022.
Atas bukti-bukti itu, Edwin membantah informasi yang menyebut Bharada Eliezer adalah seorang sniper alias penembak jitu.
“Dia tidak masuk standar itu (sniper). Bukan kategori penembak yang mahir,”tekan Edwin melansir dari Pojoksatu.id.
Kejangalan lain adalah, bahwa Bharada Eliezer bukan ajudan Ferdy Sambo. Melainkan hanya sopir.
“Bharada E ini bukan ajudan atau ADC (aide-de-camp). Sprin (surat perintah penugasan) Bharada E ini (menjadi) sopir,”bebernya.
Bukti itu didapat langsung berdasarkan keterangan Bharada Eliezer kepada LPSK.
Dalam keterangan itu, Bharada Eliezer menyebut ada delapan anggota Polri yang bertugas kepada Irjen Pol Ferdy Sambo.
“Menurut Bharada E, tiga di antaranya adalah sopir,”terangnya.
Kepada LPSK, Bharada Eliezer menyebut bahwa Ferdy Sambo memiliki dua ajudan. Yakni Brigadir Joshua dan Brigadir Daden.
“J itu ajudan yang cukup lama di Pak Sambo bersama Daden. Jadi, J sama Daden sudah melekat ke Pak Sambo dua tahun,”paparnya.
Fakta dan bukti ini bertolak belakang dengan keterangan yang disampaikan Kombes Budhi Herdi Susianto, yang saat itu masih menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Selatan.
Saat itu, Budhi menyatakan bahwa Bharada Eliezer adalah personil polisi yang jago menembak di kesatuannya.
“Bharada E ini sebagai pelatih vertical rescue. Dan di Resimen Pelopor dia menjadi tim petembak kelas satu,”kata Budhi pada Selasa 12 Juli 2022 lalu.
Budhi juga menyebut bahwa Bharada Eliezer jadi pelatih teknik penyelamatan pada medan vertikal atau curam (vertical rescue).
Budhi menyatakan, dalam baku tembak tersebut, Brigadir Joshua menggunakan senpi HS 16 dengan 16 peluru. Tujuh peluru disebut Budhi dilepaskan, tapi tak satupu mengenai Bharada Eliezer.
Sementara Bharada Eliezer dengan Glock 17 melepaskan menembakkan lima butir yang semuanya mengenai Brigadir Joshua.
Dengan fakta Bharada Eliezer tak mahir menembak, apakah itu berarti Kombes Budhi Herdi Susianto menyebarkan hoax?.