NEWS24XX.COM – Latihan militer Tiongkok di sekitar Taiwan mencemaskan sekutu Barat di kawasan Indo Pasifik.
Situasi ini membuat sekutu Barat berupaya meningkatkan hubungan dengan AS, Eropa, dan NATO dalam menanggapi tindakan Beijing.
Dikutip dari VOA, peristiwa ini tampaknya sebagai pembalasan atas kunjungan ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei awal pekan ini. Tiongkokmengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.
Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkokmenyatakan kegiatan tersebut akan melatih penerapan blokade laut dan udara.
Jepang mengatakan lima rudal mendarat di dalam zona ekonomi eksklusifnya di sekitar pulau yang diklaimnya dekat dengan Taiwan.
“Ini pertama kalinya ada lima rudal Tiongkokmendarat di dalam wilayah zona ekonomi eksklusif Jepang. Kami melancarkan protes kuat melalui saluran-saluran diplomatik,” kata Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi pada Kamis, 4 Agustus 2022.
Nancy Pelosi tiba di Tokyo pada Jumat, 5 Agustus 2022, persinggahan terakhir dalam lawatannya ke Asia bersama dengan beberapa anggota parlemen AS lainnya.
Dia bertemu dengan PM Jepang Fumio Kishida. Kedua sekutu ini berjanji akan bekerja bersama untuk mempertahankan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan yang merupakan jalur pelayaran penting.
Ada kegelisahan di Jepang terkait efek kunjungan Nancy Pelosi ke Taipei. Ini kunjungan tingkat tertinggi oleh pejabat AS dalam 25 tahun.
Profesor Politik Internasional di Universitas Tokyo Ryo Sahashi mengatakan,“Saya pikir situasinya benar-benar serius. Poin saya pertama adalah apakah krisis ini benar-benar perlu? Apakah ini benar-benar memiliki manfaat strategis untuk kami? Saya kira tidak demikian. Kedua, pemerintah Jepang mungkin tidak memprediksi secara tepat mengenai tanggapan Tiongkok.”
Pasukan pertahanan Jepang ambil bagian dalam latihan militer Perisai Garuda bulan ini di Indonesia untuk pertama kalinya bersama dengan AS, Australia, dan Singapura. Ini mengisyaratkan penguatan hubungan dengan sekutu regional dan NATO.
Sementara itu Jepang, Korea Selatan, dan Australia ambil bagian dalam KTT NATO bulan Juni di Madrid.
“Kami harus membuat kemitraan besar, bukan hanya untuk melawan Rusia tetapi juga untuk melawan ambisi Tiongkok,” kata Ryo Sahashi.
“Ini benar-benar sangat penting bagi strategi Indo Pasifik kami. Menurut saya ini tidak bisa dihentikan dan arah ini tidak akan berubah.”
Sewaktu mengunjungi Jepang pada bulan Mei, Presiden AS Joe Biden mengatakan dia akan bersedia menggunakan kekuatan untuk membela Taiwan.
Komentar ini memicu kemarahan Beijing dan tampaknya mengulur batas kebijakan ambiguitas strategis AS terhadap Taiwan.
“Kami membuat komitmen. Kami mendukung kebijakan Satu Tiongkok. Ini bukan berarti Tiongkok… memiliki yurisdiksi untuk masuk dan menggunakan kekuatan untuk mengambil alih Taiwan. Jadi kami bersikap tegas dengan Jepang dan negara-negara lain untuk tidak membiarkan hal itu terjadi,” kata Biden ketika itu.
Gedung Putih tidak mendukung kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan tetapi membela haknya untuk berkunjung ke sana.
Joe Biden mengatakan kepada wartawan pada Juli lalu bahwa militer berpendapat sekarang ini bukan gagasan yang baik bagi Nancy Pelosi untuk melakukan kunjungan itu.
Ancaman Tiongkok juga mendorong hubungan lebih erat antara para anggota NATO di Eropa dan sekutu-sekutu Asia mereka.
“Menurut saya latihan militer besar-besaran Tiongkok akan lebih jauh menghubungkan Asia dan Eropa dalam menghadapi provokasi China,” kata Profesor Kajian Global di Universitas Meikai Tetsuo Kotani.
Dia melanjutkan,“Di sini di Asia, Jepang tentunya, Australia dan Selandia Baru menyambut baik komitmen lebih kuat Eropa terhadap kawasan ini.”
“Belakangan ini setelah perubahan pemerintahan, Korea Selatan juga mengupayakan hubungan lebih kuat dengan Eropa,” pungkas Peneliti Senior Institut Jepang Hubungan International. ***