Islam mengenal istilah mandi wajib. Beberapa yang dikenal diantaranya mandi wajib setelah haid dan mandi wajib junub.
Wanita harus melakukan mandi wajib, baik setelah junub ataupun haid.
Lantas, apa beda mandi wajib junub dan mandi wajib setelah haid bagi wanita?
Mandi wajib junub
Mandi wajib junub dilakukan setelah berhubungan intim. Mandi dilakukan untuk membersihkan tubuh dari hadas zina.
Mandi wajib setelah junub sebaiknya dilakukan dari mulai tubuh bagian kanan. Bukan hanya itu, saat mandi wajib junub, jalinan rambut atau ikat rambut juga tidak wajib dibuka.
Berikut tata cara mandi wajib junub yang harus dilakukan wanita setelah bercinta dengan suami:
– berwudu sebelum mandi,
– siram air ke bagian kepala hingga tiga kali,
– mengguyurkan air ke badan, dimulai dari badan bagian kanan.
Seorang wanita tidak wajib menguraikan (melepaskan) jalinan rambutnya ketika mandi junub. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha yang berkata:
قُاْتُ ياَرَسُولَ اللهِ إِنِّي امْرَأَةٌ أَشُدُّ ضَفْرَرَأْسِي أَفَأَنْقُضُهُ لِغُسْلِ الْجَنَابَةِ؟ قَالَ:لاَإِنَّمَايَكْفِيْكِ أَنْ تَحْثِيْنَ عَلَى رَأْسِكِ ثَلاَثَ حَثَيَاتٍ مِنْ مَاءٍثُمََّ تُفِيْضِيْنَ عَلَى سَائِرِ جَسَادِكِ الماَءَ فَتَطْهُرِيْن
Aku (Ummu Salamah) berkata: “Wahai Rasulullah, aku adalah seorang wanita, aku menguatkan jalinan rambutku, maka apakah aku harus menguraikannya untuk mandi karena junub?” Beliau bersabda: “Tidak, cukup bagimu menuangkan air ke atas kepalamu tiga kali kemudian engkau mengguyurkan air ke badanmu, kemudian engkau bersuci.” (Hadits Shahih riwayat Muslim, Abu Dawud: 251, an-Nasaai: 1/131, Tirmidzi:1/176, hadits: 105 dan dia berkata: “Hadits Hasan shahih,” Ibnu Majah: 603)
Mandi wajib setelah haid
Haid atau menstruasi adalah periode bulanan yang pasti dialami wanita. Dalam Islam, darah haid adalah najis atau kotoran yang harus dibersihkan. Setelah selesai haid, wanita wajib membersihkan diri dari najis dan kotoran dengan cara mandi wajib.
Perbedaan utama mandi wajib haid dengan mandi wajib junub adalah area yang dibersihkan. Melansir berbagai sumber, wanita yang telah selesai haid wajib membersihkan seluruh anggota tubuhnya.
Mereka wajib menyiramkan air ke seluruh tubuh dari pangkal rambut hingga kaki. Berikut tata cara mandi wajib haid yang harus dilakukan wanita;
– berwudu terlebih dahulu,
– siram air dari atas kepala lalu siram air ke seluruh badan,
– mengambil kain atau kapas yang diberi minyak wangi dan diusap ke bagian kemaluan bekas keluar darah,
– lanjutkan dengan tata cara mandi biasa hingga bersih.
Tata cara mandi wajib setelah haid ini juga pernah dibahas oleh Rasulullah SAW dalam HR Muslim dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa Asma’ binti Syakal Radhiyallahu ‘Anha bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang mandi haid, maka beliau bersabda:
تَأْخُذُإِحْدَا كُنَّ مَائَهَا وَسِدْرَهَا فَتََطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ أوْ تَبْلِغُ فِي الطُّهُورِ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُُهُ دَلْكًا شَدِ يْدًا حَتََّى تَبْلِغَ شُؤُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا المَاءَ ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطْهُرُ بِهَا قَالَتْ أسْمَاءُ كَيْفَ أتََطَهَّرُبِهَا قَالَ سُبْحَانَ الله ِتَطَهُّرِي بِهَا قَالَتْْ عَائِشَةُ كَأنَّهَا تُخْفِي ذَلِكَ تَتَبَّعِي بِهَا أثَرَالدَّمِ
Artinya;
“Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (sabun dan semacamnya) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah” maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: “Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu).”(CNNindonesia.com)