Masyarakat Sipil Peduli Demokrasi melaporkan Anies Baswedan ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) terkait penyebaran tabloid di sejumlah masjid di Kota Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Koordinator Nasional Masyarakat Sipil Peduli Demokrasi Miartiko Gea mengatakan pihaknya telah mengadukan Anies karena khawatis soal politik identitas.
“Sudah kami laporkan dan kami sertakan bukti-bukti hari ini,” kata Miartiko saat dihubungi, Selasa (27/9).
Belum jelas status Anies dalam laporan ini karena penyelenggaraan Pemilu atau Pilpres belum digelar.
Martiko hanya mengaku resah dengan penyebaran tabloid ke masjid-masjid yang bisa jadi indikasi politik identitas.
Miartiko menegaskan pihaknya menolak politik identitas. Mereka ingin Bawaslu bersikap tegas terhadap hal ini.
“Ada kekhawatiran kami jangan sampai terjadi. Makanya kami berharap Bawaslu memproses laporan kami untuk mencegah perilaku serupa di hari ke depan,” ujarnya.
Sebelumnya, beredar tabloid KBAnewspaper di masjid di Kota Malang. Tabloid itu memampang wajah Anies dengan tajuk “Mengapa Harus Anies?”.
Tabloid 12 halaman itu berisi laporan pencapaian Anies selama menjabat di DKI Jakarta. Belakangan, kelompok relawan Anies P-24 mengaku sebagai pihak yang menyebar tabloid itu.
Sementara Anies Baswedan justru heran dengan pelaporan dirinya ke Bawaslu. Ia mengaku tidak mengetahui ada laporan tersebut.
“Emang ada laporan itu?” kata Anies sambil terkekeh saat ditanya wartawan di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (27/9).
Bawaslu sendiri menyatakan baru akan mengkaji laporan tersebut. Anggota Bawaslu Puadi mengatakan kajian dilakukan sebelum menentukan langkah berikutnya.
“Nanti kita akan lakukan kajian awal,” kata Puadi melalui pesan singkat.
Catatan Redaksi: Artikel ini mengalami perubahan setelah dilengkapi dengan respons Anies dan Bawaslu terkait laporan yang dilayangkan.
Sumber: CNN Indonesia