Imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), warga RI mulai hidup hemat. Salah satu indikatornya terlihat dari cara berbelanja.
Setidaknya demikian menurut pedagang di pasar Gunung Batu, kota Bogor. Menurut pedagang, pembeli langganannya mulai mengurangi jumlah pembelian dari waktu sebelum kenaikan BBM.
“Contoh aja yang biasa langganan beli 30 kg/transaksi, sekarang paling cuma 15 kg. Mungkin mereka juga mulai mengalihkan uangnya untuk kebutuhan lain, jadi kurangi di berasnya,” kata Alan, pedagang beras di Pasar Gunung Batu, Kota Bogor kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/10/22).
Akibat penurunan pembelian itu, omset pendapatan Alan pun ikut menurun. Padahal beras merupakan kebutuhan pokok yang paling banyak dibutuhkan masyarakat Indonesia. Yang parah, penurunan pendapatan pedagang kini bisa hanya 20% dari harga awal.
“Dulu biasa dapat Rp 15.000.000/hari, sekarang dapat Rp 3.000.000/hari juga Alhamdulillah. Jauh banget bedanya,” katanya.
Selain beras, pedagang di kebutuhan lain pun mengalami kondisi serupa. Rizky Bayu, pedagang krupuk dan bumbu di pasar yang sama juga mengalami penurunan omset. Ia pun mengakui pembeli mulai menurunkan porsi pembeliannya.
“Misalnya kemarin yang biasa sekali beli krupuk 5 kg, sekarang paling 3kg, pada berkurang sih belinya. Tadinya 1/2 kg, sekarang 1/4, jauh bedanya,” kata Rizky kepada CNBC Indonesia.
Tidak jauh berbeda, pendapatan pedagang lain pun jadi ikut anjlok, misalnya pedagang tahu dan tempe, Ramdani. Jika biasanya dia bisa mendapat omset Rp 1.500.000/hari, pendapatannya kini menurun jauh yakni belum tentu mendapat Rp. 1.000.000/hari.
“Karena yang beli pun mengurangi porsinya. Mungkin orang juga mulai berkurang untuk makan. Makanya jika biasanya dulu pasti abis, sekarang ini kadang ada aja sisanya,” sebut Ramdani.
Sumber : CNBC Indonesia