Penembakan gas air mata yang dilakukan oleh aparat saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) lalu dibanjiri kritik keras dari publik.
Kritik tersebut hadir karena FIFA (federasi sepak bola internasional) telah melarang penggunaan gas air mata melalui pasal 19 b tentang petugas penjaga keamanan lapangan, terlebih banyak korban yang mengalami gangguan pernapasan saat peristiwa tersebut.
Umumnya, efek paparan gas air mata hanya berlangsung sekitar 15-30 menit. Namun, dilansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), seseorang yang terpapar gas air mata akan mengalami beberapa gejala, seperti mata terasa terbakar, hidung berair, iritasi kulit, sulit menelan, sesak dada, batuk, kulit terbakar, ruam, mual dan muntah.
Lantas, apa saja yang harus dilakukan jika Anda berhadapan dengan gas air mata?
Segera tinggalkan lokasi jika Anda berada di area sumber gas air mata. Setelah itu, berpindahlah ke daerah yang memiliki banyak udara segar untuk mengurangi rasa sesak di dada akibat terhirup gas air mata. Saat berpindah area, tutupi mulut dan hidung semaksimal mungkin untuk meminimalisir jumlah gas air mata yang terhirup.
Jika pernafasan telah stabil, segera lepaskan pakaian dan basuh kulit yang terpapar dengan gas air mata minimal dengan air mengalir. Bila terdapat sabun, gunakan sabun untuk membersihkan kulit Anda dari bahan kimia gas air mata yang menempel.
Jika Anda membantu orang lain, segera lepaskanlah pakaian mereka, cobalah untuk tidak menyentuh area yang terkontaminasi. Apa pun yang menyentuh pakaian yang terkontaminasi juga harus dimasukkan ke dalam tas. Setelah itu, segera cari pertolongan medis.
Sumber : CNBC Indonesia